Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengetahuan Mistik



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah
            Mistik itu sendiri yaitu sebuah pengetahuan yang tidak rasional meskipun pada kenyataanya sanggup menjadikan objek yang empiris, di mana gaib ini didalam kehidupan masyarakat sangat menempel sekali terutama pada masyarakat yang masih primitif, yang sekarang juga banyak di anut oleh sebagian besar masyarakat modern. Hingga kehidupan gaib membudaya baik kalangan keagamaan maupun umum, yang karenanya membentuklah sebuah keyakinan adanya kekuatan yang ada pada diri luar manusia.
            melaluiataubersamaini sifat keingintahuan itulah sehingga para kalangan yang mahir membentuk metode-metode tertentu sebagai alat terwujudnya pencapaian sesuatu. Dikalangan masyarakat, gaib dijadikan media untuk menuntaskan kasus lantaran didalam gaib itu sendiri ada muatan-muatan kekuatan (magis) yang ampuh untuk dijadikan jalan keluar. Kadang kala ketentraman jiwa tidak bisa spesialuntuk dicapai dengan bahan saja, lantaran banyaknya problem yang dihadapi manusia, sehingga menimbulkan insan mempunyai kalbu yang tidak sehat, dengan jalan mistiklah insan sanggup menemukan ketentraman di dalam hidupnya melalui pendekatan kepada Tuhan. Bagaimanapun gaib tidak lepas dari nilai lantaran pada kenyataannya gaib itu sendiri sanggup dipakai dengan hal-hal yang menyimpang dari agama dan norma-norma sosial, untuk mengetahui gaib itu menyimpang atau tidak kita sanggup membedakan gaib dalam magis putih dan hitam.
            Berangkat dari hal tersebut diatas maka dibuatlah makalah gaib ini dalam tema “Epistemologi gaib dan Aksiologi mistik”. Sehingga untuk lebih mengupas wacana gaib ini akan dibahas dalam belahan selanjutnya.


B.  Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian mistik?
2.      Bagaimana struktur pengetahuan mistik?
3.      Apa saja kegunaan pengetahuan mistik?
4.      Bagaimana objek pengetahuan mistik?

C.  Tujuan Penulisan Makalah
1.      Untuk mengetahui apa pengertian gaib tersebut.
2.      Untuk mengetahui apa saja struktur pengetahuan gaib tersebut.
3.      Untuk mengetahui kegunaan pengetahuan gaib tersebut.
4.      Untuk mengetahui apa saja objek dalam pengetahuan mistik.

















BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Mistik (Metafisika)
Subsistem yang ada dihampir tiruana agama dan sistem religi untuk memenuhi hasrat insan mengalami dan mencicipi emosi bersatu dengan Tuhan, tasawuf, suluk. Hal gaib yang tidak terjangkau dengan nalar insan biasa Menurut asal katanya, kata gaib berasal dari bahasa Yunani mystikos yang artinya diam-diam (geheim), serba diam-diam (geheimzinning), tersembunyi (verborgen), petang (donker), atau terselubung dalam kekelabuan (in het duister gehuld). Berdasarkan arti tersebut gaib sebagai sebuah paham yaitu paham gaib atau mistisisme, ialah paham yang mempersembahkan fatwa yang serba mistis (misal ajarannya berbentuk diam-diam atau ajarannya serba rahasia, tersembunyi, petang atau terselubung dalam kekelabuan) sehingga spesialuntuk dikenal, diketahui atau dipahami oleh orang-orang tertentu saja, terutama sekali bagi penganutnya. Mistik yaitu pengetahuan yang tidak rasional, ini pengertian yang umum. Adapun pengertian gaib bila dikaitkan dengan agama ialah pengetahuan (ajaran atau keyakinan) wacana Tuhan yang diperoleh dengan cara meditasi atau tes spiritual, bebas dari ketergantungan pada indera dan rasio. Pengetahuan Mistik yaitu pengetahuan yang tidak sanggup dipahami rasio, pengetahuan ini kadang kala mempunyai bukti empiris tapi kebanyakan tidak sanggup dibuktikan secara empiris.[1]
Menurut De Kleine W.P kata gaib berasal dari bahasa Yunani myein yang artinya menutup mata (de ogen sluiten) dan musterion yang artinya suatu diam-diam (geheimnis). Beberapa pendapat wacana paham gaib atau mistisisme. Kepercayaan wacana adanya kontak antara insan bumi dan tuhan. Kepercayaan wacana persatuan mesra (innige vereneging) ruh insan (ziel) dengan Tuhan. Kepercayaan kepada suatu kemungkinan terjadinya persatuan eksklusif insan dengan Dzat Ketuhanan dan usaha garang kepada persatuan itu. Kepercayaan kepada hal-hal yang diam-diam dan hal-hal yang tersembunyi. Kecenderungan hati kepada kepercayaan yang menakjubkan atau kepada ilmu yang rahasia. Selain diperolehnya definisi, pendapat-pendapat wacana paham gaib diatas menurut bahan ajarannya juga mempersembahkan adanya pemilahan antara paham gaib keagamaan (terkait dengan yang kuasa dan ketuhanan) dan paham gaib non-keagamaan (tidak terkait dengan yang kuasa ataupun ketuhanan).[2]
Pengetahuan Mistik atau sering disebut dengan pengetahuan metafisika. Metafisika ialah cabang filsafat yang membicarakan wacana hal-hal yang sangat  fundamental yang berada di luar pengalaman manusia. Ditinjau dari segi filsafat secara menyeluruh Metafisika (Mistik) yaitu ilmu yang memikirkan hakikat di balik alam nyata. Metafisika membicarakan hakikat dari segala sesuatu dari alam faktual tanpa dibatasi pada sesuatu yang sanggup diserap oleh pancaindra.[3]

B.  Struktur Pengetahuan Mistik (Metafisika)
Dilihat dari segi sifatnya gaib dibagi menjadi dua, yaitu :
  1. Mistik Biasa, jika dalam Islam, gaib biasa yaitu tasawuf, lantaran tanpa mengandung kekuatan tertentu.
  2. Mistik Magis, yaitu sesuatu yang mengandung kekuatan tertentu. Magis ini dibagi dua, yakni :
a.       Magis Putih, selalu bersahabat hubungannya dengan tuhan, sehingga santunan yang kuasa yang menjadi penentu. Mistik magis putih bila dicontohkan dalam Islam ibarat mukjizat, karamah, ilmu hikmah.
b.      Magis Hitam, erat hubungannya dengan kekuatan setan dan roh jahat. Menurut Ibnu Khaldun penganut magis hitam mempunyai kekuatan di atas rata-rata, kekuatan mereka yang menjadikan mereka bisa melihat hal-hal ghaib dengan santunan setan dan roh jahat. contohnya ibarat santet dan sejenisnya yang menginduk ke sihir. Jiwa-jiwa yang mempunyai kemampuan magis ini sanggup digolongkan menjadi tiga, diantaranya :
1.      mereka yang mempunyai kemampuan atau imbas melalui kekuatan mental atau himmah. Itu disebabkan jiwa mereka sudah menyatu dengan jiwa setan atau roh jahat. Para filosof menyebut mereka ini sebagai mahir sihir dan kekuatan mereka luar biasa.
2.      mereka yang melaksanakan imbas magisnya dengan memakai etika benda-benda atau elemen-elemen yang ada di dalamnya, baik benda angkasa atau benda yang ada di bumi. INI yang disebut jimat-jimat yang biasa disimbolkan dalam bentuk benda-benda material atau rajah.
3.      mereka yang melaksanakan imbas magisnya melalui kekuatan imajinasi sehingga menjadikan banyak sekali fantasi pada orang yang dipengaruhi. Kelompok ini disebut kelompok pesulap (sya’badzah).[4]

C.  Kegunaan Pengetahuan Mistik (Aksiologi Pengetahuan Mistik)
Mustahil pengetahuan gaib menerima pengikut yang begitu banyak dan berkembang sedemikian pesat bila tidak ada gunanya. Pengetahuan gaib itu amat subjektif, yang paling tahu penerapannya ialah pemiliknya. Di kalangan sufi (pengetahuan gaib biasa) sanggup menentramkan jiwa mereka. Pengetahuan mereka seiring sanggup menuntaskan kasus yang tidak sanggup diselesaikan oleh sains dan filsafat. Jenis gaib lain ibarat kekebalan, pelet, debus dan lain-lain diharapkan atau mempunyai kegunaan bagi seseorang sesuai dengan kondisi tertentu, terlepas dari benar atau tidak penerapannya. Kebal contohnya sanggup dipakai dalam pertahanan diri, debus sanggup dipakai sebagai pertahanan diri dan juga untuk pertunjukkan hiburan. Jenis ini sanggup meningkatkan harga diri dan juga untuk pertunjukkan hiburan. Jenis ini sanggup meningkatkan harga diri.[5]
Sementara gaib magis hitam, dikatakan hitam, antara penerapannya untuk kejahatan. Untuk menilai apakah gaib magis itu hitam atau putih kita melihatnya pada segi ontologinya, epistemologinya dan aksiologinya. Bila pada hal ontologinya terdapat hal-hal yang berlawanan dengan kebaikan, maka dari segi ontologi gaib magis itu kita disebut hitam. Bila cara memperolehnya (epistemologi) ada yang berlawanan dengan nilai kebaikan maka kita akan menyampaikan gaib magis itu hitam. Bila dalam penerapan (aksiologi) untuk kejahatan maka kita menyebutnya hitam. Teknik pengetahuaan gaib menuntaskan kasus tidak melalui proses indrawi dan tidak pula melalui proses rasio. Itu berlaku gaib putih dan gaib hitam.[6]

  1. Objek Pengetahuan Mistik (Epistemologi Pengetahuan Mistik)
Objek pengetahuan gaib ialah objek yang aneh supra rasional, ibarat alam gaib termasuk Tuhan, Malaikat, Surga, Neraka, Jin dan lain-lain. Termasuk objek yang spesialuntuk sanggup diketahui melalui pengetahuan gaib ialah objek-objek yang tidak sanggup dipahami oleh rasio, yaitu objek-objek supra natural (supra rasional), ibarat kebal, debus, pelet, penerapan Jin, santet dan lain-lain. Pengetahuan gaib itu tidak diperoleh melalui indera dan tindakan juga dengan memakai nalar rasional.
Pengetahuan gaib diperoleh melalui rasa, ada yang menyampaikan melalui intuisi, Al-Ghozali menyampaikan melalui dhamir atau qalbu. Kebenaran gaib sanggup diukur dengan banyak sekali macam ukuran. Bila pengetahuan itu berasal dari tuhan, maka ukurannya yaitu teks Tuhan yang sebut demikian. Tatkala yang kuasa menyampaikan dalam Al-Qur’an bahwa Surga dan Neraka itu ada, maka teks itulah yang menjadi bukti bahwa pernyataan itu benar. Ada kalanya ukuran kebenaran pengetahuan gaib itu kepercayaan. Jadi, sesuatu dianggap benar lantaran kita mempercayainya. Kita percaya bahwa jin sanggup disuruh oleh kita untuk melaksanakan pekerjaan, kepercayaan itulah yang menjadi kekuatannya. Ada kalanya kebenaran suatu teori dalam pengetahuan gaib diukur dengan bukti empiris. Dalam hal ini bukti empiris itulah ukuran kebenarannya.[7]



















BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Kata gaib berasal dari bahasa Yunani mystikos yang artinya diam-diam (geheim), serba diam-diam (geheimzinning), tersembunyi (verborgen), petang (donker), atau terselubung dalam kekelabuan (in het duister gehuld). Berdasarkan arti tersebut gaib sebagai sebuah paham yaitu paham gaib atau mistisisme, ialah paham yang mempersembahkan fatwa yang serba mistis (misal ajarannya berbentuk diam-diam atau ajarannya serba rahasia, tersembunyi, petang atau terselubung dalam kekelabuan) sehingga spesialuntuk dikenal, diketahui atau dipahami oleh orang-orang tertentu saja, terutama sekali bagi penganutnya. Mistik yaitu pengetahuan yang tidak rasional, ini pengertian yang umum.
Adapun pengertian gaib bila dikaitkan dengan agama ialah pengetahuan (ajaran atau keyakinan) wacana Tuhan yang diperoleh dengan cara meditasi atau tes spiritual, bebas dari ketergantungan pada indera dan rasio. Pengetahuan Mistik atau sering disebut dengan pengetahuan metafisika. Metafisika ialah cabang filsafat yang membicarakan wacana hal-hal yang sangat  fundamental yang berada di luar pengalaman manusia. Ditinjau dari segi filsafat secara menyeluruh Metafisika (Mistik) yaitu ilmu yang memikirkan hakikat di balik alam nyata. Metafisika membicarakan hakikat dari segala sesuatu dari alam faktual tanpa dibatasi pada sesuatu yang sanggup diserap oleh pancaindra
Struktur pengetahuan mistik, bila dilihat dari sifatnya terbagi menjadi dua, gaib biasa dan gaib magis, gaib magis sendiri terbagi menjadi dua yaitu gaib magis putih dan gaib magis hitam, yang masing-masing mempunyai perbedaan yang fundamental dalam segi kefilsafatannya. Sedangkan objek pengetahuan gaib ialah objek yang aneh supra rasional, ibarat alam gaib termasuk Tuhan, Malaikat, Surga, Neraka, Jin dan lain-lain.
B.       Saran
  1. Dalam mempelajari pengetahuan gaib (metafisika) diharapkan biar insan tetap menjaga pengetahuan mistik, lantaran insan mempunyai sel ketuhanan yang erat kaitannya dengan tuhan, supaya memakai pengetahuan gaib sesuai dengan kapasitasnya dan untuk jalan kebaikan dan mengarahkannya pada jalan kebenaran.
  2. Untuk perbaikan makalah ini, maka Koreksi dan masukan sangat kami harapkan.





















DAFTAR PUSTAKA


Ika Dwi Damayanti, Filsafat Mistik, http://www.slideshare.net/IkaDwiDamayanti/filsafat-mistik diakses Senin, 16 Desember 2013.
Yolmarto Hidayat, Ontologi Aliran, http://yolmartohidayat-asmarnita.blogspot.com/2013_05_14_archive.html diakses Minggu, 11 Desember 2013.









[1] Ika Dwi Damayanti, Filsafat Mistik, http://www.slideshare.net/IkaDwiDamayanti/filsafat-mistik diakses Senin, 16 Desember 2013, jam 18:00 Wita.
[2] ibid
[3] Yolmarto Hidayat, Ontologi Aliran, http://yolmartohidayat-asmarnita.blogspot.com/2013_05_14_archive.html diakses Minggu, 11 Desember 2013, jam 15:30 Wita.
[4] ibid
[5]  Ika Dwi Damayanti, Filsafat Mistik, http://www.slideshare.net/IkaDwiDamayanti/filsafat-mistik, op.cit.
[6] ibid
[7] ibid

Posting Komentar untuk "Pengetahuan Mistik"