Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ilmu Tauhid



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengantar Imu Tauhid
Ditinjau dari sudut bahasa (etimologi) kata tauhid ialah ialah bentuk kata mashdar dari asal kata kerja lampau yaitu: wahhadayuwahhiduwahdah yang mempunyai arti mengesakan atau menunggalkan. Kemudian ditegaskan oleh ibnukhaldun dalam kitabnya Muqaddimah bahwa kata tauhid mengandung makna ke eseaan tuhan. bahwa tauhid mengandung makna meyakinkan (mengi’tikadkan ) bahwa allah ialah ‘’satu’’ tidak ada serikat bagi-Nya.[1]
Dari sudut istilah (terminologi) Telah dipahami bersama bahwa setiap cabang ilmu pengetahuan itu sudah mempunyai obyek dan tujuan tertentu. Karena itu setiap cabang ilmu pengetahuan juga masing-masing mempunyai batasan-batasan tertentu pula. Demi batasan-batasan tersebut pengaruhnya ialah sangat besar bagi para ilmuan dan cendekiawan dalam mengulas,mengkaji,dan menelaah obyek garapan dari satu cabang ilmu pengetahuan.
Demikian juga halnya pada kajian ilmu tauhid yang sudah dita’rifkan  oleh para jago sebagai diberikut:
a.       Syekh Muhammad Abdullah menyampaikan bahwa:
Ilmu tauhid ialah ilmu yang mengulas ihwal wujud allah dan sifat-sifat yang wajib ada pada-Nya, dan sifat yang ada pada-Nya dan sifat yang tidak harus ada pada-Nya (Mustahil), ia juga mengulas ihwal para rasul untuk menegas kiprah risalahnya, sifat-sifat yang wajib ada padanya boleh ada padanya (jaiz)  dan yang dihentikan ada padanya (Mustahil) [2]
b.      Syekhhusainaaffandial-Jirsal-Tharblusymeta’rifkan sebagai diberikut:
Ilmu Tauhud ialah yang mengulas atau membicarakan bagaimana aqidah (agama islam) dengan menggunakan dalil-dalil yang meyakinkan[3]
Dari kedua ta’rif ilmu tauhid tersebut itu dapatlah diambil suat pengertian bahwa pada ta’rif pertama (Syekh Muhammad Abduh) lebih menitbaratkan pada obyek formal ilmu tauhid yakni pembahasan ihwal wujud allah dengan segala sifat dan perbuatan-Nya serta mengulas ihwal rasul-Nya, sifa-sifat dengan segala perbutannya. Sedangkan para ta’rif kedua (Syekh husainal-Jisr) menekankan pada metode pembahasannya yakni dengan menggunaan dalil-dalil yang meyakinkan, dan yang dimaksud di sini ialah dalil naqli maupun dalil aqli. melaluiataubersamaini demikian ilmu tauhid ialah suatu cabang ilmu studi keislaman yang lebih memfocuskan pada pembahasan Wujud Allah dengan segala sifatnya ihwal para rasul-Nya, sifat dan segala perbuatannya dengan banyak sekali penekatan.
B.     Penyebutan  Nama-nama Ilmu Ketuhanan Dalam  Islam
Ilmu Pengetahuan  yang mempelajari dan memahami duduk perkara Ketuhanan dalam  islam terdapat beberapa istilah nama ilmu yang di pergunakannya antara lain :
1.      Ilmu Tauhid lantaran ilmu tertangkap lembap dalam  islam dengan tegas memerikan konsep ihwal meng-Esa-kan Tuhan baik Zat, Sifat-sifat, mau pun peruatan- Nya dengan adanya larangan mempersutukannya dengan makhluk atau menggap adanya Tuhan yang lain.
2.      Ilmu Ushuluddin ialah Ilmu Ketahuan dalam  islam, dengan pertimangan bahwa oyekpemahasannyaialah ushul dan pokok dari tiruana ilmu dan amalan di dalam agama islam, baik di dalam bidang i’tiqad maupun dalam bidang hukum.
3.      Ilmu Aqoid ialah lantaran obyek pemahasannya ihwal penetapan aqidah keagamaan dengan menggunakan atau  memakai dalil-dalil yang meyakinkan baik berupa dalil naqli maupun  aqli dan perasaan.
4.      Ilmu Kalam  ialah  sebagaimana dikatakan oleh .A. Hanafi MA dalam bukunya pengantar Teologi Islam(Ilmu Kalam)menyeutkan, karena:
a.       Persoalan  yang terpenting di antara pembicaraan-pembicaraan kurun pertama Islam ialah firman Tuhan  (Kalam Allah) yaitu al-Qur’an, apakah azali atau non azali, lantaran itu keseluruhan isi Ilmu Kalam dinamai dengan  salah satu baginya yang terpenting.
b.      Dasarnya ialah dalil-dalil kebijaksanaan yang pengaruhnya nampak  jelas dalam pembicaraan-pembicaraan para mutakalimin.mereka merujuk kepada nas (dalil naqli) setelah ada konfirmasi dari dalil-dalil aqli.
c.       Pembuktian terhadap kepercayaan-kepercayaan agama mirip kebijaksanaan dalam filsafat.
5.      Teologi islam ialah ilmu yang membicarakan ihwal Tuhan dan pertaliannya dengan manusia, baik berdasarkan wahyu ataupun berdasarkan penyelidikan kebijaksanaan murni.
melaluiataubersamaini memperhatikan terhadap pengertian nama-nama ilmu ke-Tuhanan tersebut di atas menyampaikan bahwa nama-nama itu spesialuntuk terletak pada aksentuasi terhadap aspek-aspek tertentu dari masing-masing obyek Ilmu Ketuhanan dalam Islam, sehingga sanggup kita tarik suatu  kesimpulan sebagai diberikut:
a.       Dinamakan Ilmu Tauhid lantaran ilmu ini lebih menitik beratkan pada segi peribadatan dan keimanan. Tujuannya yang pokok ialah meng-Esa-kan Tuhan, baik Zat, sifat-sifat maupun perbuatan-Nya, tanpa ada sekutu bagi-Nya.
b.      Dinamakan Ilmu Ushuluddin/ aqaid  yaitu lantaran lebih menitik beratkan kepada arti dan kedudukan sebagai ilmu dasar/pokok aqidah di dalam agama Islam, tujuannya ialah untuk tetapkan konsep dasar-dasar atau pokok-pokok aqidahnya.
c.       Dinamakan Ilmu Kalam/Teologi Islam lantaran menitikeratkan kepada sifat segi filsafat dan dialektiknya dengan tujuan untuk mengangkat kepercayaan seseorang dari lembah taklid kepada puncak keyakinan.
Maka untuk   mendekatkan diri kepada makna dan tujuan serta ketepatan penerapannya dikalangan kaum muslimin atau khususnya di negara kita Indonesia tercinta ialah lebih suka menentukan nama ilmu Tauhid. Karena Ilmu Tauhid dipandang leih sempurna dipakai untuk menegaskan bahwa agama Islam ialah satu ketuhanan yang berdasarkan monotheisme murni yang menjadikan rasa keimanan dan taqwa kepada Allah swt. Menurut Imam Abu Hanifah sebelum masa penanaman ilmu-ilmu tersebut diatas disebut al-Fiqhul Akbar, yang obyek kajiannya ialah duduk perkara dasar-dasar kepercayaan agama mirip sifat Tuhan, penciptaan dan kerasulan. Sebagai imbangan ilmu tersebut ialah al-fiqhufil ‘ilmu yaitu ilmu ihwal fiqh
Menurut syekh Muhammad Abduh Ilmu tauhid yang juga disebutilmu Kalam , memerikan ta’rif sebagai diberikut;
Tauhid ialah ilmu yang mengulas ihwal wuzudallahperihalsifat-sifatyang wajib bagi-Nya, sifat-sifat yang  jaiz disifatkan kepada-Nya.
C.    Pengertian Kalam dan Masalahnya
Menurut Syekh Muhammad Abduh (1849-1905) Ilmu Tauhid yang juga disebut Ilmu Kalam. Tauhid ialah ilmu yang mengulas ihwal wujud Allah.
Sedangkan berdasarkan Sayyid Afandi Al-Jisr At Tarabulisie tauhid ialah pokok yang paling utama dari tiruana ilmu agama, lantaran bertalian erat dengan dzat Allah Ta’ala serta Rasul-rasul-Nya.
Menurut Ibnu Khaldun, Ilmu Kalam ialah ilmu yang meliputi alasan-alasan mempertahankan kepercayaan-kepercayaan iman, dengan menggunakan dalil-dalil fikiran dan meliputi bantahan-bantahan terhadap orang-orang yang menyeleweng dari kepercayaan Salaf dan Ahli Sunnah.
Ilmu kalam dikenal sebagai ilmu keislaman yang berdiri sendiri, yakni pada masa Khalifah Al-Ma’mun (813-833) dari Bani Abbasiyah.
D.    Beberapa Nama Lainnya
Adapun ilmu ini dinamakan ilmu kalam, disebabkan :
1.      Al-Qur’an itu qadim atau hadis.
2.      Dasar ilmu kalam ialah dalil-dalil fikiran dan efek dalil fikiran ini tampak terang dalam pembicaraan para mutakalimin.
Ilmu ini kadang kala juga disebut :
1.      Ilmu Tauhid
Yang terpenting dalam pembahasan ilmu ini ialah terkena keesaan Allah.
2.      Ilmu Usuluddin
Sebab ilmu ini mengulas ihwal prinsip-prinsip agama islam.
3.      Ilmu Aqidah atau Aqo’id
Sebab ilmu ini membicarakan ihwal kepercayaan islam. Artinya tetapkan atas kebenarannya.
E.     Masalahnya
Ilmu tauhid ialah aqidah islam. Ia sesuai dengan dalil-dalil kebijaksanaan fikiran dan naqal, menerangkan ihwal ajaran-ajaran yang dibawa oleh junjungan Nabi Muhammad SAW.
Al-Qur’an sebgai kitab suci menggariskan ajaran-ajarannya diatas jalan yang terang, yang belum pernah dilalui oleh kitab suci sebelumnya.
Al-Qur’an tidak meras cukup untuk menandakan kenabian Muhammad SAW dengan spesialuntuk menggunakan dalil yang sudah dikemukakan oleh para nabi yang hadir sebelumnya. Isinya menyatakan ihwal sifat-sifat Allah yang diwajibkan kepada kita untuk mengetahuinya. Dituntutnya akal, dibangkitkannya fikiran, kemudian ditunjukannya undang-undang alam, hukum-hukum dan peraturan-peraturan yang sesuai dengan akal. Hingga dalam mengisahkan kejadian-kejadian pada bangsa-bangsa yang sudah silam, iapun menyampaikan bukti-bukti yang nyata. Sehingga kasatmata pula satu kaidah bahwa segala makhluk itu ialah suatu lingkungan aturan alam (sunnah) yang tidak berubah-ubah dan tidak bertukar-tukar.[4]
Sumber-sumber Ilmu Kalam
Sumber-sumber ilmu kalam ialah sebagai diberikut :
1.      Al-qur’an
2.      Hadits[5]




[1] Ibnu khaldun,Muqaddimah terj. Ahmadiethoha (jakarta: pustaka firdaus, cetakan pertama 1986 ) hal. 589.
[2] Syekh Muhammad Abdullah, risalah tauhid terj. KH. Firdaus( Jakarta: AN-PN Bulan Bintang, Cetakan Pertama, 1963), hal. 33
[3]. HusainAffandial-jirs. Al-hushunulHanidiyah, terj Ahmad Nabhan (Surabaya:tp,1970) hal 6
[4] Sahilun A. Nasir, Pengantar Ilmu Kalam, (Jakarta: CV Rajpertamai, 1991), h. 1-10.
[5] Abdul Rojak,Rosihon Anwar, Ilmu Kalam, ( Jabar : CV  Pustaka Setia, 2006), h. 15.

Posting Komentar untuk "Ilmu Tauhid"