Memahami Teori Utilitas, Marginal Utility, Indifference Curve, Dan Marginal Rate Of Substitution
Untuk materi kali ini kita akan berguru wacana teori utilitas (utility theory), pengertian marginal utility, pendekatan marginal utility dan indifference curve dalam memahami sikap konsumen, serta pengertian marginal rate of substitution.
1. TEORI UTILITAS.
Pada bab ini kita akan memahami konsep dasar utilitas, pengertian marginal utility, serta the law of diminishing marginal utility.
1.1. Konsep Dasar Utilitas.
Secara leksikal, kata utilitas (utility) dimaknai sebagai ‘the quality or state of being useful‘ (www.merriam-webster.com). Dalam hal ini, utilitas mengatakan derajat kemanfaatan suatu objek.
Sementara dalam ilmu ekonomi, konsep utilitas mengatakan tingkat kepuasan pelaku ekonomi atas konsumsi barang/jasa.
Secara sederhana bisa digambarkan sebagai diberikut:
Kaprikornus bisa disimpulkan bahwa teori utilitas ialah teori yang menerangkan pilihan-pilihan konsumen atas konsumsi barang/jasa untuk memperoleh tingkat kepuasan tertentu.
1.2. Marginal Utility dan the Law of Diminishing Marginal Utility.
Pada prinsipnya, marginal utility mengatakan aksesori kepuasan yang diterima konsumen pada setiap aksesori konsumsi barang/jasa.
Gambaran sederhananya sebagai diberikut: alasannya ialah konsumen A menyukai sate ayam, maka ia akan mendapat kepuasan sehabis mengkonsumsi satu porsi sate ayam. Sesudah itu ia mengkonsumsi lagi sampai habis tiga porsi sate ayam. Disini, marginal utility mengatakan aksesori kepuasan yang diterima konsumen A sehabis menikmati sate ayam porsi pertama, kedua, dan ketiga.
Logikanya, ketika seseorang mengkonsumsi barang/jasa berulang-kali (seperti konsumen A yang mengkonsumsi tiga porsi sate ayam), maka kepuasan yang ia dapatkan akan semakin berkurang. Faktor inilah yang menjadi dasar the law of diminishing marginal utility.
melaluiataubersamaini demikian, the law of diminishing marginal utility menyatakan bahwa ketika konsumsi barang/jasa dilakukan berulang-ulang, maka tingkat kepuasan yang diperoleh dari konsumsi barang/jasa tersebut akan semakin menurun.
Kita bisa melihat keterkaitan teori utilitas, marginal utility, dan the law of diminishing marginal utility pada Gambar 1. dan Gambar 2. diberikut ini.
keterangan:
keterangan:
2. PENDEKATAN MARGINAL UTILITY DAN INDIFFERENCE CURVE.
Berikutnya kita akan melihat pendekatan-pendekatan yang dipakai untuk memahami sikap konsumen. Sebagai catatan, kita sudah mempelajari pengertian dasar pendekatan marginal utility (pendekatan kardinal) dan pendekatan indifference curve (pendekatan ordinal) pada materi sebelumnya.
2.1. Pendekatan Marginal Utility.
Untuk memahami sikap konsumen melalui pendekatan marginal utility, kita bisa melihat dari Gambar 3. diberikut.
keterangan:
Dari teladan diatas bisa disimpulkan bahwa total kepuasan terbaik (maximum total utility) spesialuntuk akan tercapai ketika konsumsi unit terakhir dari suatu barang (yang juga ialah harga unit terakhir suatu barang atau Px) mencapai titik yang sama dengan aksesori kepuasan terbaik dari konsumsi unit terakhir tersebut (bersinggungan dengan kurva marginal utility atau MUx).
Jika dituliskan dalam suatu persamaan, maka akan terlihat sebagai diberikut:
apabila barang lebih dari satu, maka persamaannya ialah sebagai diberikut:
2.2. Pendekatan Kurva Indiferen.
Berbeda dengan pendekatan sebelumnya, pendekatan indifference curve menekankan pada perbandingan kepuasan yang diperoleh konsumen terhadap aneka macam pilihan konsumsi, tanpa perlu mengetahui seberapa besar kepuasan itu sendiri.
Kita akan memakai beberapa kondisi atas pilihan konsumsi terhadap barang X dan barang Y, sebagai diberikut:
Selain itu terdapat ketentuan terkait Kurva Indiferen yang harus diperhatikan, yakni:
Secara sederhana, kurva indiferen bisa kita lihat pada Gambar 4. dibawah ini.
keterangan:
2.3. Marginal Rate of Substitution (MRS).
Jika melihat kurva diatas, maka kita bisa melihat bahwa konsumen mempunyai aneka macam pilihan kombinasi barang yang ingin dikonsumsi. Saat konsumen mengalihkan pilihan konsumsi, contohnya dari A (X1, Y1) menjadi B (X2, Y2), maka dibutuhkan pengorbanan (mengurangi konsumsi barang tertentu untuk menambah konsumsi barang lain).
Dari tindakan tersebut, dikenal istilah marginal rate of substitution (MRS). melaluiataubersamaini kata lain, marginal rate of substitution ialah tingkat dimana konsumen bersedia menukar satu barang untuk mendapat barang lain.
Untuk lebih jelasnya, kita bisa melihatnya pada Gambar 5. diberikut.
keterangan:
2.4. Kurva Indiferen untuk Substitution Effect dan Income Effect.
Kurva Indiferen bisa dipakai untuk menerangkan masalah substitution effect dan income effect pada Kurva Batas Anggaran (Budget Constraint). Berikut penjelasannya.
2.4.1. Substitution Effect.
Gambar 6. diberikut ini mengatakan bagaimana pendekatan Kurva Indiferen dipakai dalam masalah substitution effect.
keterangan:
2.4.2. Income Effect.
Penerapan Kurva Indiferen dalam menerangkan masalah income effect bisa dilihat pada Gambar 7. dibawah ini.
keterangan:
Demikian pembagian terstruktur mengenai wacana teori utilitas, pendekatan marginal utility dan kurva indiferen, termasuk pengertian marginal rate of substitution. *
Referensi:
Teori Perilaku Konsumen (Consumer Behavior) dan Kurva Batas Anggaran (Budget Constraint)
Konsep Elastisitas Penawaran (Elasticity of Supply)
Materi selanjutnya:
Perilaku Produsen, Fungsi Produksi, Marginal Product, dan the Law of Diminishing Return
Konsep Biaya (Cost) dalam Ilmu Ekonomi
1. TEORI UTILITAS.
Pada bab ini kita akan memahami konsep dasar utilitas, pengertian marginal utility, serta the law of diminishing marginal utility.
1.1. Konsep Dasar Utilitas.
Secara leksikal, kata utilitas (utility) dimaknai sebagai ‘the quality or state of being useful‘ (www.merriam-webster.com). Dalam hal ini, utilitas mengatakan derajat kemanfaatan suatu objek.
Sementara dalam ilmu ekonomi, konsep utilitas mengatakan tingkat kepuasan pelaku ekonomi atas konsumsi barang/jasa.
Secara sederhana bisa digambarkan sebagai diberikut:
- seorang konsumen (A) mempunyai pilihan apakah akan mengkonsumsi sate ayam atau sate kambing.
- ia membuat aneka macam pertimbangan yang menhadirkan manfaat terbesar, apakah itu dari aspek finansial (harga), kesehatan (dampak konsumsi terhadap tubuh), dan sebagainya.
- keputusan yang pada akhirnya ia memutuskan atas pilihan-pilihan itulah yang membentuk konsep utilitas.
Kaprikornus bisa disimpulkan bahwa teori utilitas ialah teori yang menerangkan pilihan-pilihan konsumen atas konsumsi barang/jasa untuk memperoleh tingkat kepuasan tertentu.
1.2. Marginal Utility dan the Law of Diminishing Marginal Utility.
Pada prinsipnya, marginal utility mengatakan aksesori kepuasan yang diterima konsumen pada setiap aksesori konsumsi barang/jasa.
Gambaran sederhananya sebagai diberikut: alasannya ialah konsumen A menyukai sate ayam, maka ia akan mendapat kepuasan sehabis mengkonsumsi satu porsi sate ayam. Sesudah itu ia mengkonsumsi lagi sampai habis tiga porsi sate ayam. Disini, marginal utility mengatakan aksesori kepuasan yang diterima konsumen A sehabis menikmati sate ayam porsi pertama, kedua, dan ketiga.
Logikanya, ketika seseorang mengkonsumsi barang/jasa berulang-kali (seperti konsumen A yang mengkonsumsi tiga porsi sate ayam), maka kepuasan yang ia dapatkan akan semakin berkurang. Faktor inilah yang menjadi dasar the law of diminishing marginal utility.
melaluiataubersamaini demikian, the law of diminishing marginal utility menyatakan bahwa ketika konsumsi barang/jasa dilakukan berulang-ulang, maka tingkat kepuasan yang diperoleh dari konsumsi barang/jasa tersebut akan semakin menurun.
Kita bisa melihat keterkaitan teori utilitas, marginal utility, dan the law of diminishing marginal utility pada Gambar 1. dan Gambar 2. diberikut ini.
keterangan:
- ketika A mengkonsumsi sate ayam porsi ke-1, ia mendapat utilitas total sebesar 15, total utility naik menjadi 22 ketika ia mengkonsumsi porsi ke-2, kemudian meningkat lagi menjadi 26 ketika mengkonsumsi porsi ke-3.
keterangan:
- pada Gambar 2., yang hitung ialah aksesori kepuasan (marginal utility) dari setiap aksesori konsumsi. Maka ketika menyantap sate ayam porsi ke-1, A memperoleh marginal utility sebesar 15, kemudian turun menjadi 7 ketika mengkonsumsi porsi ke-2, dan turun lagi menjadi 4 ketika mengkonsumsi porsi ke-3.
2. PENDEKATAN MARGINAL UTILITY DAN INDIFFERENCE CURVE.
Berikutnya kita akan melihat pendekatan-pendekatan yang dipakai untuk memahami sikap konsumen. Sebagai catatan, kita sudah mempelajari pengertian dasar pendekatan marginal utility (pendekatan kardinal) dan pendekatan indifference curve (pendekatan ordinal) pada materi sebelumnya.
2.1. Pendekatan Marginal Utility.
Untuk memahami sikap konsumen melalui pendekatan marginal utility, kita bisa melihat dari Gambar 3. diberikut.
keterangan:
- jika harga barang ialah Px, maka tingkat kepuasan terbaik konsumen tercapai ketika konsumsi sebesar X1 (titik A).
- dengan harga yang sama, bila konsumsi dilakukan sebesar X3, maka kepuasan konsumen tidak akan terbaik (titik B), alasannya ialah konsumen masih bisa mengkonsumsi lebih banyak (sebesar garis yang menghubungkan B dan A).
- demikian juga ketika konsumsi sebesar X2, kepuasan terbaik tidak akan tercapai (titik D), alasannya ialah konsumen mengeluarkan pengorbanan yang lebih besar (titik E) daripada yang ia dapatkan (selisihnya sebesar garis yang menghubungkan D dengan E).
- jika harga barang naik dari Px menjadi Px', maka untuk mencapai tingkat kepuasan terbaik, konsumen mesti mengurangi konsumsi dari X1 menjadi X4 (titik F).
Dari teladan diatas bisa disimpulkan bahwa total kepuasan terbaik (maximum total utility) spesialuntuk akan tercapai ketika konsumsi unit terakhir dari suatu barang (yang juga ialah harga unit terakhir suatu barang atau Px) mencapai titik yang sama dengan aksesori kepuasan terbaik dari konsumsi unit terakhir tersebut (bersinggungan dengan kurva marginal utility atau MUx).
Jika dituliskan dalam suatu persamaan, maka akan terlihat sebagai diberikut:
apabila barang lebih dari satu, maka persamaannya ialah sebagai diberikut:
2.2. Pendekatan Kurva Indiferen.
Berbeda dengan pendekatan sebelumnya, pendekatan indifference curve menekankan pada perbandingan kepuasan yang diperoleh konsumen terhadap aneka macam pilihan konsumsi, tanpa perlu mengetahui seberapa besar kepuasan itu sendiri.
Kita akan memakai beberapa kondisi atas pilihan konsumsi terhadap barang X dan barang Y, sebagai diberikut:
- jika konsumsi barang X lebih mempersembahkan kepuasan daripada barang Y, maka nilai kepuasan barang X > barang Y, dan konsumen akan menentukan barang X. Dalam hal ini, konsumen berada dalam kondisi strongly prefer (lebih memilih) barang X daripada barang Y.
- apabila nilai kepuasan barang X setara dengan barang Y, maka konsumen akan berada dalam posisi indifferent (menganggap kepuasan yang diperoleh dari kedua barang sama saja), jadi tidak duduk masalah akan mengkonsumsi barang X atau barang Y.
- ketika konsumen lebih menyukai dan sekaligus merasa sama saja ketika mengkonsumsi barang X daripada barang Y, maka posisinya adalah: barang X ≥ barang Y. Disini konsumen berada dalam posisi softly prefer barang X daripada barang Y.
Selain itu terdapat ketentuan terkait Kurva Indiferen yang harus diperhatikan, yakni:
- Posisi Kurva Indiferen yang lebih tinggi selalu menjadi pilihan bagi konsumen, alasannya ialah mengambarkan kemampuan untuk mengkonsumsi lebih banyak barang dan pada ketika yang sama menghasilkan tingkat kepuasan yang lebih tinggi.
- Slope dari Kurva Indiferen selalu menurun atau negatif. Penjelasannya, katakanlah konsumen menyukai dua barang (X dan Y). Jika ia menghendaki untuk mengkonsumsi lebih banyak barang X, maka ia harus mengorbankan sejumlah barang Y sebagai ganti.
- Kurva Indiferen mustahil bersilangan satu sama lain. Karena bila terjadi demikian, maka kepuasan terbaik konsumen menjadi tidak konsisten.
- Kurva Indiferen semakin mendatar (flat) ketika mendekati sumbu horizontal. Ini ialah prinsip Marginal Rate of Substitution (MRS). misal sederhana, konsumen mempunyai pilihan untuk mengkonsumsi 20 buah apel dan 8 buah mangga. Karena jumlah apel masih banyak, ia bersedia menukar 7 buah apel untuk mendapat aksesori 1 buah mangga; namun ketika jumlah apel menjadi semakin sedikit, ia cenderung spesialuntuk mau menukar kurang dari 7 buah apel untuk 1 buah mangga.
Secara sederhana, kurva indiferen bisa kita lihat pada Gambar 4. dibawah ini.
keterangan:
- titik A (X1, Y1), B (X2, Y2), C (X3, Y3), dan titik lain disepanjang kurva indiferen mengatakan pilihan konsumen atas konsumsi barang X dan barang Y, yang mempersembahkan kepuasan setara.
2.3. Marginal Rate of Substitution (MRS).
Jika melihat kurva diatas, maka kita bisa melihat bahwa konsumen mempunyai aneka macam pilihan kombinasi barang yang ingin dikonsumsi. Saat konsumen mengalihkan pilihan konsumsi, contohnya dari A (X1, Y1) menjadi B (X2, Y2), maka dibutuhkan pengorbanan (mengurangi konsumsi barang tertentu untuk menambah konsumsi barang lain).
Dari tindakan tersebut, dikenal istilah marginal rate of substitution (MRS). melaluiataubersamaini kata lain, marginal rate of substitution ialah tingkat dimana konsumen bersedia menukar satu barang untuk mendapat barang lain.
Untuk lebih jelasnya, kita bisa melihatnya pada Gambar 5. diberikut.
keterangan:
- ketika konsumen mau beralih pilihan dari A (X1, Y1) menjadi B (X2, Y2), maka ia akan mengorbankan sejumlah barang Y untuk mendapat lebih banyak barang X.
- besarnya pengorbanan konsumen ialah (Y1 – Y2) atau ∆Y (karena slope’nya menurun maka mempunyai tanda ‘negatif’, dengan demikian ditulis – ∆Y).
- sedangkan aksesori jumlah barang X yang didapat ialah sebesar (X2 – X1), atau ∆X.
- Marginal Rate of Substitution ialah sebesar: – ∆Y/∆X.
2.4. Kurva Indiferen untuk Substitution Effect dan Income Effect.
Kurva Indiferen bisa dipakai untuk menerangkan masalah substitution effect dan income effect pada Kurva Batas Anggaran (Budget Constraint). Berikut penjelasannya.
2.4.1. Substitution Effect.
Gambar 6. diberikut ini mengatakan bagaimana pendekatan Kurva Indiferen dipakai dalam masalah substitution effect.
keterangan:
- pada posisi pertama, kurva batas anggaran ialah garis yang menghubungkan N/Py dan N/Px. Titik A ialah persinggungan kurva batas anggaran dengan kurva indiferen. Ini ialah titik yang menghasilkan kepuasan terbaik, yakni kombinasi konsumsi barang X1 dan Y1.
- penurunan harga barang X mengubah kurva pertama di sumbu horizontal, dari N/Px menjadi N/Px'; akibatnya, konsumen mempunyai peluang untuk mengkonsumsi lebih banyak barang X dan Y, sekaligus menambah nilai kepuasan; yakni sebesar X2 dan Y2 (titik B).
2.4.2. Income Effect.
Penerapan Kurva Indiferen dalam menerangkan masalah income effect bisa dilihat pada Gambar 7. dibawah ini.
keterangan:
- melanjutkan dari masalah substitution effect, kurva batas anggaran yang gres ialah garis yang menghubungkan N/Py dengan N/Px'.
- konsumen mengalami penurunan penghasilan, sehingga menggeser kurva batas anggaran secara sejajar kedalam (ke garis yang menghubungkan N'/Py dan N'/Px').
- akibatnya terjadi penurunan konsumsi barang dan perubahan pada titik keseimbangan, yakni dari titik B (X2, Y2) ke titik C (X3,Y3).
Demikian pembagian terstruktur mengenai wacana teori utilitas, pendekatan marginal utility dan kurva indiferen, termasuk pengertian marginal rate of substitution. *
Referensi:
- Krugman, Paul, and Robin Wells. (2011). Economics, Second Edition, Worth Publishers.
- Mankiw, Gregory N. (2008). Principles of Microeconomics, Fifth Edition, South-Western Cengage Learning.
- Samuelson, Paul A., and William D. Nordhaus. (2002). Economics, Seventeenth Edition, McGraw-Hill.
Teori Perilaku Konsumen (Consumer Behavior) dan Kurva Batas Anggaran (Budget Constraint)
Konsep Elastisitas Penawaran (Elasticity of Supply)
Materi selanjutnya:
Perilaku Produsen, Fungsi Produksi, Marginal Product, dan the Law of Diminishing Return
Konsep Biaya (Cost) dalam Ilmu Ekonomi
Posting Komentar untuk "Memahami Teori Utilitas, Marginal Utility, Indifference Curve, Dan Marginal Rate Of Substitution"