Pengertian Unsur Intrinsik Dan Ekstrinsik
Pengertian Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik - Karya sastra merupakan suatu karang dibentuk oleh seseorang secara khusus dengan mengunana bahasa yang indah. Dalam membuat suatu karya sastra, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Salah satunya ialah segi unsurnya. Dari segi unsur, karya sastra mempunyai 2 unsur yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.
Pengertian unsur intrinsik ialah unsur yang terkandung di dalam suatu karya sastra, terdri dari:
1. Tema serta amanat karya sastra
Dalam membuat karya sastra kita harus terlebih dahulu memilih tema, hal ini untuk membantu penulis biar tidak keluar dari jalur dan pembahasan didak terlalu luas. Tema terdiri dari tema mayor dan tema minor, tema mayor merupakan tema utama yang sangat ditekankan dalam membuat karya sastra, sedangkan tema minor ialah tema latar yang sanggup melengkapi tema mayor.
Sedangkan amanat dalam suatu karya sastra merupakan pesan aktual yang terkandung dalam karya sastra yang diciptakan. Amanat sanggup disebut dengan makna, jadi setiap karya sastra niscaya mempunyai makna yang terkandung. Makna terdiri dari makna niatan yang merupakan makna murni dari penulis serta makna muatan merupakan makna yang ada di dalam karya sastra tersebut.
2. Tokoh serta penokohan karya sastra
Tokoh dalam karya sastra merupakan subjek yang dibentuk dalam karya sastra, biasanya penulis akan membuat satu tokoh utama dan beberapa tokoh pembantu. Tokoh di dalam karya sastra intinya dibagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu tokoh datar dan tokoh bulat. Tokoh datar biasanya hanya di tonjol satu sisi saja, jadi penulis akan membuat tokoh tersebut mempunyai 1 sifat dasar, misalnya, tokoh mempunyai sifat, introvert dan ekstrofert atau antagonis dan protagonis, tergantung bagaimana penulis menciptakannya.
Penokohan sendiri merupakan suatu teknik yang dibentuk penulis untuk menampilkan tokoh melalui adab yang dibuat. Ada beberapa cara misalkancara analitik yang merupakan penokohan eksklusif dari pengarang,cara dramatik yang merupakan penokohan yang dibentuk dari evaluasi tokoh ihwal karya sastra serta obrolan yang merupakan percakan yang dibentuk antar tokoh dan monolog yang percakapan dibentuk seseorang didalam batin.
3. Alur dan Pengaluran karya sastra
Alur dalam suatu karya sastra sanggup disebut dnegan plot yang merupakan serangkaian insiden yang mempunyai korelasi sebab-akibat sehingga menjadi suatu insiden yang utuh. Alur terdiri dari alur awal, alur tikaian, alur gawatan, alur puncak, alur leraian. Dan alur selesai yang merupakan puncak cerita.
Sedangkan pengaluran ialah teknik yang digunakan penulis untuk menampilkan alur. Pengaluran sanggup dibedakan menjadi pengaluran bersahabat yang didalam alur ini tidak ada percabangan dalam ceritanya dan pengaluran longgar yang didalam alur ini sanggup memungkinkan terjadi percabangan dalam ceritanya. Pengaluran juga sanggup dibedakan menurt kualitasnya, yang terdiri dari pengaluran tunggal yang merupakan karya sastra yang hanya mempunyai satu alur, sedangkan pengaluran ganda ialah karya sastra yang mempunyai beberapa alur atau lebih dari satu. Karya sastra dilihat dari urutan waktunya ada alur yang waktunya lurus yang mempunyai kisah yang urut ke depan, dan alur tidak lurus yang mempunyai kisah tidak urut misalkan waktu yang maju mundur.
4. Latar serta pelataran karya sastra
Latar dalam karya sastra disebut seting cerita, yaitu setting daerah dan setting waktu. Dalam latar ada latar material yang merupakan lukisan yang mempunyai latar natural atau alami, serta latar sosial yang merupakan lukisan ihwal tingkah laris manusia. Pelataran ialah tekhnik penampilkan latar dalam sebuah karya sastra
5. Pusat pengisahan karya sastra karya sastra
Pusat pengisahan karya sastraadalah kisah yang diceritakan oleh pencerita. Pusat pengisahan tergantung bagaimana penyajian cerita, namun biasanya sentra pengisahan karya sastra mempunyai dua sentra pengisahan, yaitu pengisahan yang membuat penceritanya sebagai pelaku utama, atau sentra pengisahan yang membuat pencerita sebagai orang ketiga atau pengamat cerita.
Pengertian unsur ekstrinsik ialah unsur yang berada diluar karya sastra yang sanggup dijadikan pembentuk sebuah karya sastra. Kaprikornus penulis membuat tinjauan lain yang sanggup mendung terbuatnya suatu karya sastra, misalnya, pengetahuan ihwal psikologi, sosiologi, filsafat dan ilmu lainnya yang sanggup mendukung pembuatan suatu karya satra.
Pengertian unsur intrinsik ialah unsur yang terkandung di dalam suatu karya sastra, terdri dari:
1. Tema serta amanat karya sastra
Dalam membuat karya sastra kita harus terlebih dahulu memilih tema, hal ini untuk membantu penulis biar tidak keluar dari jalur dan pembahasan didak terlalu luas. Tema terdiri dari tema mayor dan tema minor, tema mayor merupakan tema utama yang sangat ditekankan dalam membuat karya sastra, sedangkan tema minor ialah tema latar yang sanggup melengkapi tema mayor.
Sedangkan amanat dalam suatu karya sastra merupakan pesan aktual yang terkandung dalam karya sastra yang diciptakan. Amanat sanggup disebut dengan makna, jadi setiap karya sastra niscaya mempunyai makna yang terkandung. Makna terdiri dari makna niatan yang merupakan makna murni dari penulis serta makna muatan merupakan makna yang ada di dalam karya sastra tersebut.
2. Tokoh serta penokohan karya sastra
Tokoh dalam karya sastra merupakan subjek yang dibentuk dalam karya sastra, biasanya penulis akan membuat satu tokoh utama dan beberapa tokoh pembantu. Tokoh di dalam karya sastra intinya dibagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu tokoh datar dan tokoh bulat. Tokoh datar biasanya hanya di tonjol satu sisi saja, jadi penulis akan membuat tokoh tersebut mempunyai 1 sifat dasar, misalnya, tokoh mempunyai sifat, introvert dan ekstrofert atau antagonis dan protagonis, tergantung bagaimana penulis menciptakannya.
Penokohan sendiri merupakan suatu teknik yang dibentuk penulis untuk menampilkan tokoh melalui adab yang dibuat. Ada beberapa cara misalkancara analitik yang merupakan penokohan eksklusif dari pengarang,cara dramatik yang merupakan penokohan yang dibentuk dari evaluasi tokoh ihwal karya sastra serta obrolan yang merupakan percakan yang dibentuk antar tokoh dan monolog yang percakapan dibentuk seseorang didalam batin.
3. Alur dan Pengaluran karya sastra
Alur dalam suatu karya sastra sanggup disebut dnegan plot yang merupakan serangkaian insiden yang mempunyai korelasi sebab-akibat sehingga menjadi suatu insiden yang utuh. Alur terdiri dari alur awal, alur tikaian, alur gawatan, alur puncak, alur leraian. Dan alur selesai yang merupakan puncak cerita.
Sedangkan pengaluran ialah teknik yang digunakan penulis untuk menampilkan alur. Pengaluran sanggup dibedakan menjadi pengaluran bersahabat yang didalam alur ini tidak ada percabangan dalam ceritanya dan pengaluran longgar yang didalam alur ini sanggup memungkinkan terjadi percabangan dalam ceritanya. Pengaluran juga sanggup dibedakan menurt kualitasnya, yang terdiri dari pengaluran tunggal yang merupakan karya sastra yang hanya mempunyai satu alur, sedangkan pengaluran ganda ialah karya sastra yang mempunyai beberapa alur atau lebih dari satu. Karya sastra dilihat dari urutan waktunya ada alur yang waktunya lurus yang mempunyai kisah yang urut ke depan, dan alur tidak lurus yang mempunyai kisah tidak urut misalkan waktu yang maju mundur.
4. Latar serta pelataran karya sastra
Latar dalam karya sastra disebut seting cerita, yaitu setting daerah dan setting waktu. Dalam latar ada latar material yang merupakan lukisan yang mempunyai latar natural atau alami, serta latar sosial yang merupakan lukisan ihwal tingkah laris manusia. Pelataran ialah tekhnik penampilkan latar dalam sebuah karya sastra
5. Pusat pengisahan karya sastra karya sastra
Pusat pengisahan karya sastraadalah kisah yang diceritakan oleh pencerita. Pusat pengisahan tergantung bagaimana penyajian cerita, namun biasanya sentra pengisahan karya sastra mempunyai dua sentra pengisahan, yaitu pengisahan yang membuat penceritanya sebagai pelaku utama, atau sentra pengisahan yang membuat pencerita sebagai orang ketiga atau pengamat cerita.
Pengertian unsur ekstrinsik ialah unsur yang berada diluar karya sastra yang sanggup dijadikan pembentuk sebuah karya sastra. Kaprikornus penulis membuat tinjauan lain yang sanggup mendung terbuatnya suatu karya sastra, misalnya, pengetahuan ihwal psikologi, sosiologi, filsafat dan ilmu lainnya yang sanggup mendukung pembuatan suatu karya satra.
Posting Komentar untuk "Pengertian Unsur Intrinsik Dan Ekstrinsik"