Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mencegah Dan Menanggulangi Tragedi Banjir

Ulasan kali ini berkaitan dengan permasalahan lingkungan, khususnya tragedi (disaster). Apabila pada goresan pena sebelumnya kita mengulas ihwal bencana kekeenteng, artikel ini akan mengulas perilhal tragedi banjir (flood disaster).

Ulasan kali ini berkaitan dengan permasalahan lingkungan Mencegah dan Menanggulangi Bencana Banjir
1. PENGERTIAN BANJIR DAN FAKTOR PENYEBAB BANJIR.

Pertama-tama kita perlu memahami pengertian banjir. Pada hakikatnya, banjir ialah kejadian alam dimana kuantitas air pada permukaan tanah melebihi ambang batas normal.

Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya banjir, yakni:
  • jumlah debit air yang meningkat di sungai.
  • hujan dengan intensitas tinggi dan terjadi dalam waktu relatif singkat.
  • masuknya air maritim ke daratan.



Selain lantaran faktor alam, tugas insan juga mempengaruhi terjadinya banjir. Adapun faktor insan yang menjadi penyebab banjir antara lain:
  • adanya kegiatan penebangan hutan secara liar (illegal logging), sehingga mengurangi kemampuan hutan (pepohonan) dalam menahan dan menyerap air hujan.
  • terjadinya sedimentasi pada bibir sungai yang disebabkan oleh bangunan (rumah, gedung) yang didirikan tanpa memperhatikan lingkungan.

Di wilayah tertentu, banjir (dalam kadar normal) biasanya justru dinantikan, contohnya di beberapa area di Afrika, dimana kondisi tanah cenderung kering dan gersang.

Dalam hal ini, banjir bisa menyumbang persediaan air, baik untuk penduduk setempat, tumbuh-tumbuhan, maupun hewan ternak.

Disamping itu, tanah yang terkena dampak banjir bisa menjadi lunak dan gembur, sehingga bisa dimanfaatkan untuk lahan tumbuhan produksi.

Namun demikian, dalam banyak hal banjir lebih sering membawa dampak negatif. Selain mengganggu acara manusia, banjir dalam skala tertentu mengakibatkan kerusakan pada bangunan, jalan, rumah, bahkan berdampak eksklusif pada kesehatan dan nyawa manusia.

2. DAMPAK BENCANA BANJIR.

Beberapa laporan dibawah ini mengatakan daya rusak tragedi banjir yang menimpa beberapa wilayah dunia.

1. Topan Katrina di Amerika Serikat.

Pada pertengahan 2005 terjadi banjir bandang yang diakibatkan topan Katrina di Amerika Serikat. Akibat tragedi ini, total kerugian yang diderita senilai US$ 200 miliar, belum termasuk korban jiwa. Menurut otoritas setempat, kejadian ini ialah salah satu bencana banjir terburuk sepanjang sejarah Amerika Serikat.

Menurut USGS (the United States Geological Survey), banjir di Amerika Serikat menimbulkan korban jiwa rata-rata 140 orang setiap tahunnya, dengan kerugian aset (rumah, bangunan, jalan raya, dsb) tak kurang dari US$ 6 miliar (USGS Science Helps Build Saver Communities. Flood Hazard-A National Threat, Fact Sheet, January 2006).

2. Banjir di Kawasan Asia.

Menurut pemerintah setempat, banjir yang melanda ibukota Indonesia, Jakarta pada pertama 2015, sudah mengakibatkan kerugian tak kurang dari Rp 1.5 triliun per hari.

Angka ini diperoleh dari beberapa aspek, antara lain tidak beroperasinya sektor perdagangan (toko, kios, restoran), rusaknya persediaan barang dagangan/stok produksi, terhambatnya operasional perjuangan (perkantoran dan perusahaan), tidak beroperasinya moda transportasi umum, serta hambatan terkait lainnya (www.republika.co.id. Kerugian Akibat Banjir, Kamis, 12 Pebruari 2015).

Beberapa negara di benua Asia juga mengalami tragedi banjir dengan skala masif. Bangladesh, April 1991, mengalami tragedi banjir bandang jawaban angin puting-beliung tropis sampai menelan korban lebih dari 130 ribu jiwa.

Sementara pada 1998, China menderita kerugian sampai US$ 30 miliar jawaban petaka banjir yang menimpa negara tersebut.

Yang tak kalah dahsyat yakni kejadian banjir yang menimpa Mumbai, India pada pertengahan Juli 2005. Musibah banjir kala itu mengakibatkan janjkematian tak kurang dari 1,000 orang dengan kerugian ekonomi senilai US$ 750 juta.

3. JENIS-JENIS BANJIR.

Apabila dilihat dari kategorinya, terdapat beberapa jenis banjir yang secara umum dikenal, diantaranya:
  • Flash floods. Flash floods yakni banjir yang terjadi secara cepat, biasanya pada dataran rendah. Kejadian ini umumnya dipertamai dengan hujan yang sangat lebat, bisa juga disertai dengan runtuhnya bendungan atau dam penahan air, dan faktor lain yang mempercepat terjadinya banjir.
  • River flood. Banjir menyerupai ini biasanya terjadi lantaran sungai tidak muat lagi menampung air, sehingga air meluber memenuhi wilayah sekitarnya. Peristiwa ini biasanya dilampaui dengan intensitas hujan yang tinggi dalam waktu yang lama.
  • Coastal floods. Banjir jenis ini terjadi apabila ada angin puting-beliung tropis yang membawa air maritim masuk ke daratan. Coastal floods juga bisa muncul akibat adanya tsunami menyerupai yang melanda Jepang pada pertengahan Maret 2011. Pada dikala itu tragedi banjir jawaban tsunami dengan kekuatan lebih dari 8 skala richter meluluh-lantakkan sisi timur maritim Jepang, dengan korban jiwa tak kurang dari 15,000 orang.
  • Urban floods. Banjir jenis ini terjadi di tempat perkotaan, terutama jawaban buruknya sistem drainase kota, sehingga gerimis kecil pun bisa mengakibatkan genangan air.

4. UPAYA MENCEGAH BANJIR.

Untuk mencegah terjadinya banjir, atau setidaknya mengurangi dampak kerusakan jawaban banjir, upaya mitigasi tragedi banjir dilakukan dengan:
  • mempelajari proses pertama munculnya bencana.
  • mengembangkan sistem peringatan dini tragedi banjir (flood-disasters early warning system).
  • membangun sistem prakiraan banjir secara sempurna dan akurat.
  • meterbaikkan peran otoritas lokal dan nasional dalam menanggulangi dampak banjir.
(International Council for Science. Science Plan on Hazards and Disasters: Earthquakes, Floods and Landslides, 2008).

Setiap negara mempunyai jadwal pencegahan dan penanggulangan tragedi sesuai dengan kondisi wilayah masing-masing.

Meski demikian, terdapat beberapa hal prinsip yang harus diperhatikan dalam upaya pengelolaan lingkungan untuk mencegah banjir, yakni:
  • menjaga sungai tetap membersihkan dan mengalir, antara lain dengan tidak memmembuang sampah dan kotoran lain kedalam sungai; selain itu melalui jadwal pengawaan (monitoring program) secara rutin untuk memastikan ada/tidaknya masalah, baik pada fatwa air sungai maupun daerah sekitarnya.
  • mengajak masyarakat setempat untuk terlibat secara aktif dalam menjaga kelestarian sungai, sebagai lingkungan yang terintegrasi dengan kehidupan mereka.
  • memantau terusan air (khususnya diperkotaan) untuk mengurangi kemungkinan terjadinya banjir atau genangan air yang bisa mengganggu acara masyarakat.
  • mempersiapkan unit siaga banjir setiap saat, sehingga apabila banjir terjadi, derma dan penanganan kepada korban banjir bisa dilakukan secara efektif.

Sebagai kesimpulan, tragedi banjir bisa hadir kapan dan dimana saja. Pencegahan dini menjadi pilihan pertama biar banjir bisa diantisipasi; namun kalau sudah terjadi, maka kesigapan unit siaga tragedi menjadi faktor penting dalam penanganan dampak banjir. **


ARTIKEL TERKAIT :
Saat Pencemaran Udara Mempengaruhi Kehidupan Manusia
Upaya Memelihara Kelestarian Tanah (Land Conservation)
Masalah Ketersediaan Sumber Air Bersih (Fresh-Water Resources) sebagai Penopang Kehidupan
Mengenal Disaster Management, Melihat Teknik Jepang Menangani Bencana Alam

Posting Komentar untuk "Mencegah Dan Menanggulangi Tragedi Banjir"