Peranan Sektor Kesehatan Dalam Pembangunan
Artikel ini masih berkaitan dengan peranan SDM dalam pembangunan. Jika sebelumnya kita mempelajari sektor pendidikan dalam pembangunan, sekarang kita akan memahami tugas kesehatan sebagai motor pembangunan.
1. DEFINISI KESEHATAN.
Pertama-tama, kita akan memahami arti kata 'kesehatan.'
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan kesehatan (health) sebagai “A state of complete physical, mental, and social well-being and not merely the absence of disease and infirmity” (www.who.int. About WHO, Constitution of WHO: principles, dikutip pada Rabu, 16 Desember 2015).
Dari definisi diatas bisa dimaknai jikalau kesehatan ialah kondisi secara menyeluruh, mencakup beberapa aspek fisik, mental, dan sosial, dari individu yang bukan semata-mata jawaban tidak adanya penyakit dan kerentanan terhadap penyakit.
Bila dijabarkan, terdapat tiga kategori kesehatan yang disebutkan dalam definisi tersebut, yakni:
1. Kesehatan fisik.
Yang dimaksud dengan kesehatan fisik yaitu kondisi kesehatan secara umum dari individu, termasuk kebugaran tubuh serta keadaan bebas dari sakit fisik (physical illness).
2. Kesehatan mental.
Kesehatan mental ialah keadaan dimana individu mempunyai kesadaran akan potensi dirinya yang bisa dipakai untuk mengatasi beban mental, bekerja dengan produktif, serta memdiberi bantuan positif pada masyarakat.
3. Kesehatan sosial
Kesehatan sosial digambarkan sebagai keadaan individu dimana ia lahir, tumbuh, bekerja, dan hidup dalam suatu sistem, yang membentuk kehidupannya sehari-hari; termasuk didalamnya yaitu sistem ekonomi, jadwal pembangunan, norma sosial, serta kebijakan politik dan sosial.
2. KRITERIA STANDAR KESEHATAN.
WHO menegaskan beberapa kriteria dalam pelaksanaan standar kesehatan, yakni:
3. NILAI PENTING KESEHATAN BAGI PEMBANGUNAN.
Adapun pondasi yang menguatkan pentingnya kesehatan bagi pembangunan dirumuskan sebagai diberikut:
Kesehatan juga terkait eksklusif dengan pendidikan dan kehidupan jangka panjang; sebab:
Oleh lantaran kesehatan yaitu hak asasi manusia, maka menjadi tanggungjawaban negara untuk menyediakan masukana dan pramasukana kesehatan, mulai dari tenaga medis (kuantitas dan kualitas), layanan kesehatan prima, masukana obat-obatan yang memadai, serta kemudahan penunjang kesehatan lainnya.
Sebagai penutup, kesehatan ialah elemen penting dalam pembangunan, dan kesehatan yang berkarakter berdampak positif pada peningkatan usia cita-cita hidup, peningkatan produktivitas, dan percepatan laju pembangunan. **
UPDATE ARTIKEL (Sabtu, 13 Januari 2018):
Update artikel ini terkait dengan tantangan dalam upaya peningkatan kualitas kesehatan serta data kesehatan secara global.
4. TANTANGAN DALAM PENINGKATAN KUALITAS KESEHATAN.
Terkait dengan pentingnya kesehatan bagi pembangunan, sebuah studi mereview tantangan yang dihadapi negara dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan pada masyarakatnya.
Melalui penelitian pada 60 negara, studi berupaya mengukur sejauh mana kinerja sistem layanan kesehatan.
Adapun beberapa faktor yang menjadi kriteria pengukuran antara lain: jalan masuk layanan anak dan ibu melahirkan; layanan pada pasien dengan penyakit menular; ketersediaan obat-obatan; serta layanan penunjang kesehatan, menyerupai institusi yang menangani problem kesehatan, kebijakan publik terkait kesehatan, dan infrastruktur pendukung.
Studi mengemukakan beberapa kesimpulan, yakni:
Di sisi lain, meskipun bisa menyediakan layanan dan masukana kesehatan yang memadai, namun penuaan populasi penduduk menjadi problem fokus yang dihadapi negara-negara maju.
Sementara dari sisi masyarakat, biaya pengobatan dan biaya lain terkait kesehatan menjadi kendala terbesar bagi mereka untuk mendapat jalan masuk layanan kesehatan.
Disamping itu, kesusahan mendapat sumbangan pertama dari tenaga medis/dokter pada ketika mengakses layanan kesehatan juga berakibat meningkatnya risiko bagi keselamatan pasien (The Economist Intelligence Unit. Global Access to Healthcare, Building sustainable health system, 2017).
Peran kesehatan sebagai modal pembangunan juga bisa dilihat dari dampak negatif layanan kesehatan yang tidak memadai.
Rendahnya kualitas layanan kesehatan akan menurunkan kualitas hidup manusia, yang pada gilirannya akan berdampak jelek pada kinerja pembangunan.
5. DATA KESEHATAN GLOBAL.
WHO mencatat beberapa fakta penting terkait tingkat kesehatan secara global:
Penelitian lain sebut implementasi universal health coverage (UHC) atau cakupan kesehatan menyeluruh sebagai unsur penting tercapainya tujuan jadwal the Sustainable Development Goals, yakni:
Adapun cakupan kesehatan menyeluruh ialah sistem kesehatan yang bisa memastikan bahwa setiap individu mempunyai jalan masuk yang adil dalam hal layanan kesehatan yang berkarakter dengan biaya terjangkau (World Health Organization and the World Bank. Healthy systems for universal health coverage – a joint vision for healthy lives, 2017).
Sebagai penutup, uraian diatas menegaskan kembali pentingnya faktor kesehatan sebagai salah satu motor pembangunan. **
ARTIKEL TERKAIT :
Melihat Progress Pelaksanaan SDGs (the Sustainable Development Goals)
Saat Pencemaran Udara Mempengaruhi Kehidupan Manusia
Teori dan Konsep Dasar Negara Kesejahteraan (Welfare State)
Mengenal Arti dan Tujuan SDGs (the Sustainable Development Goals): mewujudkan pembangunan yang berkesinambungan
1. DEFINISI KESEHATAN.
Pertama-tama, kita akan memahami arti kata 'kesehatan.'
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan kesehatan (health) sebagai “A state of complete physical, mental, and social well-being and not merely the absence of disease and infirmity” (www.who.int. About WHO, Constitution of WHO: principles, dikutip pada Rabu, 16 Desember 2015).
Dari definisi diatas bisa dimaknai jikalau kesehatan ialah kondisi secara menyeluruh, mencakup beberapa aspek fisik, mental, dan sosial, dari individu yang bukan semata-mata jawaban tidak adanya penyakit dan kerentanan terhadap penyakit.
Bila dijabarkan, terdapat tiga kategori kesehatan yang disebutkan dalam definisi tersebut, yakni:
1. Kesehatan fisik.
Yang dimaksud dengan kesehatan fisik yaitu kondisi kesehatan secara umum dari individu, termasuk kebugaran tubuh serta keadaan bebas dari sakit fisik (physical illness).
2. Kesehatan mental.
Kesehatan mental ialah keadaan dimana individu mempunyai kesadaran akan potensi dirinya yang bisa dipakai untuk mengatasi beban mental, bekerja dengan produktif, serta memdiberi bantuan positif pada masyarakat.
3. Kesehatan sosial
Kesehatan sosial digambarkan sebagai keadaan individu dimana ia lahir, tumbuh, bekerja, dan hidup dalam suatu sistem, yang membentuk kehidupannya sehari-hari; termasuk didalamnya yaitu sistem ekonomi, jadwal pembangunan, norma sosial, serta kebijakan politik dan sosial.
2. KRITERIA STANDAR KESEHATAN.
WHO menegaskan beberapa kriteria dalam pelaksanaan standar kesehatan, yakni:
- non diskriminasi, upaya pencapaian standar kesehatan tidak boleh membeda-bedakan ras, warna kulit, jenis kelabuin, bahasa, agama, dan perbedaan lain.
- ketersediaan, dalam hal ini ketersediaan kemudahan kesehatan yang memadai, serta layanan kesehatan yang berkarakter.
- aksesibilitas, artinya layanan kesehatan harus bisa diakses oleh tiruana pihak.
- kualitas, hal ini menyangkut standar kemudahan kesehatan, layanan kesehatan, serta produk kesehatan.
- akuntabilitas, bahwa setiap upaya pencapaian standar kesehatan harus bisa dipertanggungjawabankan.
- universalitas, bahwa segala upaya mewujudkan standar kesehatan berlaku untuk setiap individu dimanapun ia berada.
3. NILAI PENTING KESEHATAN BAGI PEMBANGUNAN.
Adapun pondasi yang menguatkan pentingnya kesehatan bagi pembangunan dirumuskan sebagai diberikut:
- bahwa pencapaian standar tertinggi kesehatan ialah hak asasi setiap individu, tanpa membeda-bedakan suku, agama, kepentingan politik, maupun kondisi ekonomi dan sosial.
- bahwa ketimpangan dalam mempromosikan kesehatan dan penanggulangan penyakit akan berkorelasi negatif dengan kemajuan pembangunan.
- bahwa kesehatan yaitu aset sekaligus sumberdaya untuk membuat stabilitas ekonomi dan sosial.
- bahwa indikator kesehatan berafiliasi dekat dengan kinerja perekonomian dan kesejahteraan suatu bangsa.
Kesehatan juga terkait eksklusif dengan pendidikan dan kehidupan jangka panjang; sebab:
- semakin sehat individu, semakin besar peluang untuk menyerap ilmu pengetahuan.
- semakin sehat seseorang, semakin tinggi tingkat produktivitasnya.
- semakin sehat individu, semakin tinggi pula usia cita-cita hidup; sehingga menurunkan gen sehat pada generasi diberikutnya.
Oleh lantaran kesehatan yaitu hak asasi manusia, maka menjadi tanggungjawaban negara untuk menyediakan masukana dan pramasukana kesehatan, mulai dari tenaga medis (kuantitas dan kualitas), layanan kesehatan prima, masukana obat-obatan yang memadai, serta kemudahan penunjang kesehatan lainnya.
Sebagai penutup, kesehatan ialah elemen penting dalam pembangunan, dan kesehatan yang berkarakter berdampak positif pada peningkatan usia cita-cita hidup, peningkatan produktivitas, dan percepatan laju pembangunan. **
UPDATE ARTIKEL (Sabtu, 13 Januari 2018):
Update artikel ini terkait dengan tantangan dalam upaya peningkatan kualitas kesehatan serta data kesehatan secara global.
4. TANTANGAN DALAM PENINGKATAN KUALITAS KESEHATAN.
Terkait dengan pentingnya kesehatan bagi pembangunan, sebuah studi mereview tantangan yang dihadapi negara dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan pada masyarakatnya.
Melalui penelitian pada 60 negara, studi berupaya mengukur sejauh mana kinerja sistem layanan kesehatan.
Adapun beberapa faktor yang menjadi kriteria pengukuran antara lain: jalan masuk layanan anak dan ibu melahirkan; layanan pada pasien dengan penyakit menular; ketersediaan obat-obatan; serta layanan penunjang kesehatan, menyerupai institusi yang menangani problem kesehatan, kebijakan publik terkait kesehatan, dan infrastruktur pendukung.
Studi mengemukakan beberapa kesimpulan, yakni:
- negara yang mempunyai kesepakatan politik dan finansial, lebih mampu mempersembahkan jalan masuk kesehatan yang berkarakter kepada masyarakatnya.
- investasi pada sektor kesehatan menggambarkan kesepakatan fokus negara dalam memastikan kesehatan masyarakatnya. Investasi ini bisa berupa sentra layanan kesehatan, biaya kesehatan yang terjangkau, serta infrastruktur untuk mengakses layanan kesehatan.
- implementasi universal health coverage (cakupan kesehatan menyeluruh) menawarkan kesungguhan pemerintah dalam meningkatkan layanan kesehatan bagi masyarakatnya.
- akses data pasien (riwayat kesehatan, penyakit yang pernah diderita, dan sebagainya) menjadi titik penting dalam upaya menolong pasien secara sempurna dan cermat.
- tenaga medis dan tenaga profesional lain di sektor kesehatan memainkan tugas penting dalam peningkatan layanan keseahatan masyarakat.
Di sisi lain, meskipun bisa menyediakan layanan dan masukana kesehatan yang memadai, namun penuaan populasi penduduk menjadi problem fokus yang dihadapi negara-negara maju.
Sementara dari sisi masyarakat, biaya pengobatan dan biaya lain terkait kesehatan menjadi kendala terbesar bagi mereka untuk mendapat jalan masuk layanan kesehatan.
Disamping itu, kesusahan mendapat sumbangan pertama dari tenaga medis/dokter pada ketika mengakses layanan kesehatan juga berakibat meningkatnya risiko bagi keselamatan pasien (The Economist Intelligence Unit. Global Access to Healthcare, Building sustainable health system, 2017).
Peran kesehatan sebagai modal pembangunan juga bisa dilihat dari dampak negatif layanan kesehatan yang tidak memadai.
Rendahnya kualitas layanan kesehatan akan menurunkan kualitas hidup manusia, yang pada gilirannya akan berdampak jelek pada kinerja pembangunan.
5. DATA KESEHATAN GLOBAL.
WHO mencatat beberapa fakta penting terkait tingkat kesehatan secara global:
- pada 2015 terdapat 830 wanita meninggal ketika hamil atau melahirkan. Di tahun yang sama, angka kematian balita mencapai 43 dari 1,000 anak.
- ada sekitar 212 juta kasus malaria di 2015, dialami oleh 94 dari 1,000 orang. Sementara tuberkulosis menyerang lebih dari 10.4 juta jiwa dan menjadikan korban meninggal sebanyak 1.4 juta jiwa.
- untuk penyakit tidak menular, tercatat lebih dari 8.8 juta kasus penyakit kanker dan 17.7 juta penyakit kardiovaskular di 2015.
- pada 2013 ada sekitar 1.25 juta orang meninggal lantaran kecelakaan di jalan raya, dan 50 juta lainnya mengalami luka. Sementara kasus kekerasan merenggut nyawa lebih dari 468 ribu jiwa di 2015.
Penelitian lain sebut implementasi universal health coverage (UHC) atau cakupan kesehatan menyeluruh sebagai unsur penting tercapainya tujuan jadwal the Sustainable Development Goals, yakni:
- pengentasan kemiskinan (SDGs tujuan ke-1).
- angka kecukupan gizi (SDGs tujuan ke-2).
- hak-hak memperoleh kesehatan (SDGs tujuan ke-3).
- pendidikan (SDGs tujuan ke-4).
- kesetaraan gender (SDGs tujuan ke-5).
- pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja (SDGs tujuan ke-8).
Adapun cakupan kesehatan menyeluruh ialah sistem kesehatan yang bisa memastikan bahwa setiap individu mempunyai jalan masuk yang adil dalam hal layanan kesehatan yang berkarakter dengan biaya terjangkau (World Health Organization and the World Bank. Healthy systems for universal health coverage – a joint vision for healthy lives, 2017).
Sebagai penutup, uraian diatas menegaskan kembali pentingnya faktor kesehatan sebagai salah satu motor pembangunan. **
ARTIKEL TERKAIT :
Melihat Progress Pelaksanaan SDGs (the Sustainable Development Goals)
Saat Pencemaran Udara Mempengaruhi Kehidupan Manusia
Teori dan Konsep Dasar Negara Kesejahteraan (Welfare State)
Mengenal Arti dan Tujuan SDGs (the Sustainable Development Goals): mewujudkan pembangunan yang berkesinambungan
Posting Komentar untuk "Peranan Sektor Kesehatan Dalam Pembangunan"