Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menangani Kebakaran Hutan Dan Menyelamatkan Ekosistem Kehidupan

Melanjutkan goresan pena sebelumnya, Kerugian Akibat Kebakaran Hutan dan Lahan, setelah mengidentifikasi faktor pelopor terjadinya kebakaran hutan beserta kerugian ekonomi dan sosial, langkah diberikutnya yang harus diambil ialah penanganan kebakaran hutan, pengembalian ekosistem kehidupan hutan, serta pencegahan timbulnya kejadian tersebut di masa menhadir.

Kerugian Akibat Kebakaran Hutan dan Lahan Menangani Kebakaran Hutan dan Menyelamatkan Ekosistem Kehidupan
Adalah penting untuk disadari bahwa dampak kerusakan hutan akhir kebakaran bisa berlangsung hingga jangka panjang.

Selain terdegradasinya kualitas tanah dan air, serta rusaknya ekosistem hutan berupa kehidupan hayati, kerusakan hutan bisa memicu timbulnya peristiwa lain, menyerupai banjir dan kekeenteng.



Secara global, akhir yang paling mengemuka dari kejadian ini ialah timbulnya imbas gas rumah beling (green house effect, yakni saat udara yang mengandung gas karbon dioksida (CO2, salah satu gas yang muncul akhir kebakaran) lepas dan memenuhi atmosfir bumi.

Karena gas ini merusak lapisan ozon (lapisan yang melindungi permukaan bumi dari sinar matahari), kesannya sinar matahari menuju bumi tidak lagi terhalang oleh lapisan ozon, sehingga terjadi peningkatan suhu di permukaan bumi. Ini yang kemudian dikenal dengan istilah global warming.

Selain gas karbon dioksida yang terlepas ke udara, ada zat lain yang tertinggal di tanah dan tidak kalah berbahaya, alasannya ialah mempunyai sifat merusak struktur tanah dan air. Menurut penelitan, material menyerupai gas karbon monoksida (CO) dan gas metana (CH4) ialah beberapa gas berbahaya yang bisa meracuni kehidupan di area bekas kebakaran dan lingkungan sekitarnya (Goldammer. Forest Fires, A Global Perspective, 2007).

Berikutnya kita akan mempelajari bagaimana penanganan persoalan kebakaran hutan dilakukan oleh beberapa negara di daerah Eropa.

Pertama-tama yang dilakukan ialah pemetaan masalah, antara lain dengan menemukan penyebab terjadinya kebakaran hutan (apakah disebabkan oleh faktor alam atau faktor manusia). Sebagai catatan, di beberapa negara menyerupai Portugal, terdapat area hutan yang dimiliki oleh individu. Pemetaan ini penting untuk mencegah terulangnya kejadian yang sama di masa menhadir.

Langkah diberikutnya ialah memilih titik api kebakaran, melokalisir area tersebut, dan segera melaksanakan pemadaman, baik dipermukaan maupun dibawah tanah.

Sesudah pemadaman selesai dilakukan, segera dilakukan pengembangan teritorial hutan beserta dengan peraturan yang termuat didalamnya. Untuk hutan yang mengalami kerusakan segera dilakukan penanaman kembali (reforestation) dan perbaikan ekosistem hutan.

Sebagai bentuk pencegahan, maka diciptakan gugus kiprah yang berfungsi memonitor dan menjaga hutan dan area sekitarnya dari kemungkinan peristiwa yang muncul. Untuk hutan wisata misalnya, dibentuk papan peringatan kepada pengunjung biar turut menjaga kelestarian alam (dengan tidak merokok, tidak menyalakan faktor-faktor pelopor api, dan sebagainya).

Bahkan negara-negara di daerah Mediteranian mempunyai buku manual pengendalian kebakaran hutan, yakni International Handbook on Forest Fire Protection. Pada pemikiran tersebut dijelaskan beberapa hal, antara lain menyangkut pengetahuan dasar ihwal kebakaran hutan, basis data kebakaran hutan, penyebab kebakaran, analisa risiko, pencegahan, penanganan, serta aktifitas pasca kebakaran.

Dalam pemikiran ini juga disertakan dengan detil terkait petes bagi para petugas penjaga hutan dan pemadam kebakaran, biar pemadaman bisa dilakukan secara efektif dan efisien; didalamnya termasuk prediksi penyebaran titik api, metode melokalisasi sebaran api, pemmembersihkanan cuilan bawah tanah, hingga dengan perencanaan pengembangan kembali wilayah yang rusak (Minestre de L’Amenagment du Territoire et de L’environnment and the Food and Agriculture Organization. International Handbook on Forest Fire Protection: Technical guide for the countries of the Mediterrguaan Basin).

Dari hal-hal yang sudah disebutkan sebelumnya, sanggup diambil kesimpulan bahwa perlu langkah-langkah sempurna (oleh pemerintah) dalam menangani persoalan kebakaran hutan sekaligus melestarikan ekosistem didalamnya. Adapun langkah tersebut antara lain:
  • Pelarangan pembalakan hutan secara masif, baik untuk kepentingan kelompok masyarakat tertentu (untuk ladang dan pemukiman), kepentingan industri (untuk perkebunan sawit, dan lain-lain), maupun tindakan pembalakan hutan secara liar (illegal logging). Aturan ini mesti disertai dengan hukuman aturan yang tegas.
  • Menyediakan lahan dan akomodasi yang layak untuk masyarakat sekitar hutan yang ingin membuka lahan dan/atau pemukiman. Hal ini mempunyai dua tujuan, yakni meningkatkan taraf kehidupan masyarakat, baik dari kesehatan, pendidikan, dan aktifitas sosial, serta menyelamatkan ekosistem hutan dan lingkungan sekitarnya.
  • Bekerjasama dengan organisasi kemasyarakatan dalam mencegah dan melindungi hutan dari kemungkinan pelanggaran dan kerusakan.
  • Memdiberikan sosialisasi kepada masyarakat luas, utamanya melalui pendidikan, terkena pentingnya keberadaan hutan sebagai paru-paru dunia, sekaligus tempat bernaung kekayaan hayati didalamnya. melaluiataubersamaini demikian bisa menumbuhkan kesadaran semenjak dini untuk turut menjaga dan melestarikan hutan beserta ekosistemnya.

Demikian bahan terkait cara menangani kebakaran hutan sekaligus upaya evakuasi ekosistem kehidupan. **


ARTIKEL TERKAIT :
Saat Pencemaran Udara Mempengaruhi Kehidupan Manusia
Upaya Memelihara Kelestarian Tanah (Land Conservation)
Masalah Ketersediaan Sumber Air Bersih (Fresh-Water Resources) sebagai Penopang Kehidupan
Mencegah dan Menanggulangi Bencana Banjir

Posting Komentar untuk "Menangani Kebakaran Hutan Dan Menyelamatkan Ekosistem Kehidupan"