Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Fi'il Mu'tall



FI'IL MU'TALL
Dalam bahasa arab, ada istilah HURUF 'ILLAH حروف العلة, karakter penyakit, yaitu karakter ALIF (ا), karakter WAW (و)dan karakter YAA- (ي). Jika suatu fi'il mengandung SATU atau DUA karakter ini, maka fi'il tersebut dinamakan FI'IL MU'TALL معتل.Sedangkan fi'il2 yg selamat dari huruf2 penyakit ini dimanakan FI'IL SHAHIIH صحيح yg wazannya ada 22 itu. 

FI'IL MU'TALL mempunyai rumus (wazan) sendiri dg pengelompokan sebagai diberikut : 

Bila karakter 'illah berada di faa- fi'il disebut MITSAAL مثال, kalau berupa karakter WAW maka disebut MITSAAL WAAWIY مثال واوي (seperti fi'il WAQA'A وقع = terjadi), dan kalau berupa karakter YAA- disebut (MITSAAL YAA-IY مثال يائي) (seperti fi'il YANA'A ينع = matang)

Bila karakter 'illah berada di 'ain fi'il disebut AJWAF أجوف , kalau berupa karakter WAW disebut (AJWAF WAAWIY أجوف واوي) (seperti fi'il QAAMA قام = berdiri, aslinya yaitu QAWAMA قوم, ) dan kalau berupa karakter YAA- disebut (AJWAF YAA-IY أجوف يائي) (seperti fi'il BAA'A باع = menjual, aslinya BAYA'A بيع,)

Bila karakter 'illah berada di laaam fi'il disebut NAAQISH ناقص.jika berupa karakter WAW (NAAQISH WAAWIY ناقص واوي) (seperti fi'il DA'AA دعا = memanggil/menyeru, aslinya yaitu DA'AWA دعو ) dan kalau berupa karakter YAA-  disebut (NAAQISH YAA-IY ناقص يائي) (seperti fi'il JARAA جرى = berlari, aslinya yaitu JARAYA جري). 

Bila terdapat 2 karakter 'illah dalam satu kata disebut LAFIIF لفيف , kalau keduanya berjauhan disebut (LAFIIF MAFRUUQ لفيف مفروق) (seperti fi'il WAQAA وقى = memelihara, aslinya yaitu WAQAYA وقي ) dan kalau berdekatan disebut (LAFIIF MAQRUUN لفيف مقرون) (fi'il KAWAA كوى= menyetrika , aslinya yaitu KAWAYA كوي

Adapun fi'il shahih yg  mengandung karakter  HAMZAH (ء), yg disebut MAHMUUZ مهموز (seperti fi'il QARA-A قرأ) dan fi'il2 yg  BERTASYDID (ّ) pada karakter tamat (laam fi'ilnya), yg disebut MUDLAA'AF مضاعف (seperi fi'il SHAHHA صحّ) juga mempunyai rumus wazan sendiri.
  
http://m.facebook.com/note.php?note_id=10150198527939426&p=0
























BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Bahasa Arab memegang peranan penting dalam peradaban dan perkembangan Islam lantaran ialah bahasa Al-Qur’an dan mengingat banyaknya ilmuwan Islam yang menulis karyanya dengan bahasa Arab.hal tersebut secara tidak eksklusif menuntut kita untuk mempelajari dan mendalami bahasa Arab, ditambah lagi dengan sangat berkembangnya bahasa Arab ketika ini yang menimbulkan bahasa Arab sebagai salah satu bahasa Internasional. Bahkan sudah banyak sekolah-sekolah yang menimbulkan bahasa Arab sebagai pelajaran wajib dalam kurikulumnya.
Dalam bahasa Arab, tidak bisa dielakkan lagi bahwa qawaid memegang peranan sangat penting didalamnya.Terutama nahu dan sharaf. Karena qawaid memilih bagaimana cara kita memahami bahasa tersebut dan membuat orang lain paham dengan apa yang kita ucapkan.
Ilmu sharaf mengulas tentang perubahan ditengah kata dari bentuk satu ke bentuk yang lain, dimana pada masing-masing bentuk tersebut mempunyai makna yang tidak sama-beda. Oleh lantaran itu, tanpa ilmu sharaf kita tidak akan bisa memahami bahasa Arab dengan baik.

B.      Rumusan Masalah
Dalam makalah ini, penulis mengulas perihal
1.            Pembagian fiil dari segi jenis hurufnya (fi’il shahih dan mu’tal),
2.            Pembagian fi’il shahih dan klarifikasi beserta contoh,
3.            Pembagian fi’il mu’tal dan klarifikasi beserta contoh.
C.      Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan semoga kita terutama mahasiswa jurusan pendidikan Bahasa Arab sanggup lebih simpel memahami Bahasa Arab dengan mempelajari ilmu sharaf yang ialah salah satu inti dalam bahasa Arab.


















BAB II
PEMBAHASAN


A. Fi’il Shahih dan Mu’tal (
الفعل الصحيح والفعل المعتل)
a.       Pengertian Fi’il Shahih dan Mu’tal
Dipandang dari segi jenis hurufnya fi’il terbagi menjadi dua, yaitu :
·         Fi’il shahih
هوماكانت حروفه الأصول صحيحة و ليست بحروف علة و هي الألف والواو والياء
Fi’il shahih yaitu fi’il yang karakter aslinya shahih dan bukan karakter ilat (alif, waw dan ya).
misal : كتب, قرأ, فتح, علم
·         Fi’il Mu’tal
الاصول شيء من حروف العلة
Fi’il mu’tal adalah fiil yang karakter aslinya termasuk karakter ilat.
misal : وعد, يسر, رمى, كان
B. Pembagian Fi’il Shahih
Fi’il shahih terbagi menjadi tiga, yaitu :
·         Salim (سالم)
وهو ما لم يكن أحد أحرفه الأصلية أحرفا صحيحة
Yaitu fi’il yang karakter aslinya bukan karakter shahih.
misal : عقد, فهم, كبر
Hukum fiil salim:
1.      Tidak dihazafkan apapun ketika menghubungi dhamir atau ta taknis
2.      Tidak dihazafkan apapun ketika mentasrifkannya ke musytaqnya.
3.      Disukunkan karakter hasilnya apabila dihubungi oelh dhamir rafa’ yang berharkat. misalnya : كتبت
4.      Difathahkan karakter hasilnya beserta alif mutsanna, didhammahkan beserta waw jamak dan dikasrahkan beserta ya mukhatabah. Ini yaitu harkat yang munasabah. misalnya : نصرا, نصروا, تنصرين
1.      Mahmuz

وهو ما كان احد حروفه الاصول همزة
Yaitu fiil yang salah satu karakter aslinya yaitu karakter hamzah.
misal : أخذ, قرأ, سأل
Hukum mahmuz :
a.       Hukum mahmuz ketika dihubungi dhamir sebagaimana aturan fiil salim.
b.      Dihazafkan hamzah pada fiil amarnya untuk meentengkan,
contohnya : خذ, كل, سل
c.       Dihazafkan hamzah (  ارى ) yang terjadi pada ‘ain fiil yang asalnya (ارأى ) pada madhi, mudhari’ dan amarnya serta musytaqnya.
Menjadi : ارى, نرى, أر
2.      Mudha’af

وهو في الثلاثي ما كانت عينه ولامه من جنس واحد
Yaitu fiil yang pada tsulatsinya karakter ain dan lam fiilnya sejenis.
Mudha’af terbagi menjadi mudha’af tsulatsi beserta mazidnya dan ruba’i.Mudha’af tsulasi yaitu fiil yang ‘ain dan lam fiilnya sejenis.misalnya : فرّ, مدّ,امتدّ, استمدّ. Sedangkan mudha’af ruba’I yaitu fiil yang fa fiil dan lam fiilnya yang pertama sejenis, ‘ain dan lam fiilnya yang kedua juga sejenis. contohnya : زلزل, عسعس, قلقل
Hukum mudha’af :
a.       Fiil madhi
·         Wajib mengidghamkannya apabila dihubungi oleh dhamir rafa’ yang sukun
·         Wajib menguraikan idgham apabila dihubungi oleh dhamir rafa’ yang berharkat.
·         Jika ‘ain fiilnya kasrah dan bersandar kepada dhamir yang berharkat, maka boleh dalam tiga bentuk, yaitu:
-          Menyesuaikan kaidah terlampau, yaitu wajib menguraikan idgham,
contoh : ظللت
-          Menghazafkan ‘ain fiilnya dan fa fiilnya tetap kasrah,
contoh : ظلت
-          Menghazafkan ‘ain fiil dan memindahkan kasrahnya kepada fa fiil, pola : ظِلت
b.      Fiil mudhari’
·         Wajib mengidghamkan apabila dimasuki oleh dhamir rafa’ yang sakin, pola : يمدان, يمدون, تمدين
·         Wajib menguraikan idgham apabila dimasuki oleh dhamir rafa’ yang berharkat, pola : يمددن
·         Boleh mengidghamkan dan menguraikan nya apabila fiil tersebut dijazamkan dan dimasuki oleh isim zhahir atau dhamir mustatir. misal : لم يشدَّ و لم يشدد
c.       Fiil amar
·         Wajib mengidghamkan apabila dimasuki oleh dhamir yang sakin. misal : مدا, مدوا, مدي
·         Wajib menguraikan idgham apabila dimasuki oleh dhamir yang berharkat. misal : امددن
·         Boleh mengidghamkan dan menguraikannya apabila dimasuki oleh dhamir mustatir. misal : مدَّ امدد, خفّ اخفف
C. Pembagian fiil mu’tal
Fiil mu’tal terbagi menjadi :
1.      Mitsal
هوما كانت فاؤه حرف علة
Yaitu fiil yang fa fiilnya yaitu karakter ilat.
misal : وعد, ورث
Hukum mitsal :
a.       Fiil madhi
Hukum fiil madhi yang mitsal sama dengan aturan fiil salim.
b.      Fiil mudhari’ dan amar
·         Hukum fiil mitsal ya mirip fiil salim.
·         Hukum fiil mitsal waw yaitu wajib menghazafkan waw dengan dua syarat :
- Madhinya itu tsulasi mujarrad
- ‘Ain fiil pada mudhari’nya kasrah.
            misal : وثق يثق, وعد يعد
2.      Ajwaf
هو ما كانت عينه حرف علة
Fiil yang ‘ain fiilnya yaitu karakter ilat
misal :  كان, باع
Hukum ajwaf :
·         Wajib menghazafkan ‘ain fiilnya fiil madhinya dimasuki oleh dhamir rafa’ yang berharkat lantaran bertemu dua yang sakin. misal :
·         Wajib kasrah fa fiilnya kalau sewazan dengan فَعِلَ bila dimasuki oleh dhamir rafa’ yang berharkat. contohnya : خفت, هبت
·         Wajib dhammah fa fiilnya yang karakter waw kalau sewazan dengan فَعُلَ, pola : صمت, طبت
·         Wajib mengkasrahkan fa fiilnya yang karakter ya kalau sewazan dengan فعَل, pola : بعت, طبت
·         Wajib mendhammahkan fa fiilnya kalau sewazan dengan فعُل, pola : طلت
·         Wajib menukar karakter ilat dari fiil kalau sewazan dengan انفعل و افتعل menjadi alif lantaran harkatnya dan fathah karakter sebelumnya. misal : انقاد ينقاد, اختار يختار
·         Wajib memindahkan harkat karakter ilat ke karakter sebelumnya pada fiil mudhari’ tsulasi mirip نصر, ضرب , pola : يَقْوُلُ  menjadi يقُوْلُ, dan يَبْيِعُ menjadi يبيع
·         Wajib memindahkan harkat karakter ilat ke karakter sebelumnya menjadi alif pada fiil mudhari’ yang tsulasi mirip علم يعلم dan mudhari’ yang wawi mirip افعل واستفعل, pola : يخْوَفُ menjadi يخوف .
·         Dihazafkan ain fiil mudhari’nya kalau dimasuki dhamir yang berharkat, ini termasuk yang wajib I’lal. misal : يقلن و يرعن .[3]
3        Naqish
وهو ما كانت لام فعله حرف علة
Fiil yang lam fiilnya yaitu karakter ilat.
Dikatakan fiil yang naqish lantaran kurangnya lam fiilnya dari karakter shahih atau dari harkat.
Hukum fiil naqish :
·         Huruf waw atau ya ditukar menjadi alif apabila berharkat dan difathahkan karakter sebelumnya. contohnya : غزا و رمى yang asalnya yaitu غزو و رمي
·         Pada fiil madhi tsulatsi mazid, lam fiilnya diganti menjadi waw atau ya menjadi alif, contohnya : أعطى asalnya yaitu أعطو, karakter waw diganti menjadi ya, kemudian ya diganti menjadi alif lantaran harkatnya dan difathahkan karakter sebelumnya.
·         Jika fiil naqis itu yaitu fiil madhi yang tsulasi mujarrad dan ain fiilnya di dommahkan serta lam fiilnya yaitu waw maka tetap keadannya, contoh: سَرُوَ
·         Apabila fiil naqis itu yaitu fiil madhi yang tsulasi mujarrad dan ain fiilnya di dommahkan serta lam fiilnya itu yaitu ya, maka karakter ya itu ditukar menjadi waw, lantaran terletak sehabis dommah contohnya : نَهُوَ
·         Apabila fiil naqis itu yaitu fiil madhi yang tsulatsi mujarrad dan ain fiilnya di kasrohkan dan lam fiilnya karakter ya,maka tetap keadaanya contohnya :  بَقِيَ
·         Apabila fiil naqis itu yaitu fiil madhi yang tsulatsi mujarrad dan ain fiilnya dikasrohkan dan lam fiilnya yaitu karakter waw,ditukar menjadi ya lantaran terletak sehabis harkat kasroh contohnya : رَضِيَ
·         Apabila fiil naqis itu yaitu fiil madhi yang tsulatsi mujarrad dan ain fiilnya itu difathahkan, maka ditukar lam fiilnya menjadi alif baik asalnya yaitu waw atau ya dan itu lantaran harkat keduanya dan fathah karakter sebelum keduanya, pola : سَمَا و رَمَى
·         Apabila fiil naqis itu yaitu fiil madhi yang bukan tsulatsi, maka ditukar lam fiilnya menjadi alif lantaran asal harkat sebelumnya yaitu fathah, pola : نَادَى واهتَدَى
·         Apabila fiil naqis itu yaitu fiil mudhari’ tsulatsi yang wawi dan harkat sebelum hasilnya yaitu dhammah, maka lam fiilnya menjadi waw, contohnya : يَسْرُو يَدْعُو
·         Apabila fiil naqis itu yaitu fiil mudhari’ tsulatsi yang ya-i atau ruba’I dan harkat sebelum hasilnya yaitu kasrah, maka lam fiilnya menjadi ya, contohnya :يَرْمِي و يُعْطِي
·         Apabila fiil naqis itu yaitu mudhari’ tsulasi dari serpihan alima dan fataha atau fiil mudhari’ yang khamis : يَرْضِي و يَتَزَكّى
3.      Lafif

وهو ما كان فيه حرفان من أحرف العلة أصليّان
Yaitu fiil yang didalamnya terdapat dua karakter ilat yang termasuk karakter aslinya.[5]
Lafif juga terbagi 2, yaitu :
·         Lafif Maqrun :  fiil yang ‘ain dan lam fiilnya karakter ilat. misalnya : روى .
·         Lafif Mafruq : fiil yang fa dan lam fiilnya karakter ilat. Dikatakan lafif mafruq lantaran berkumpul dua buah karakter ilat dengan adanya pembatas antara keduanya.misalnya : وقى. [6]
4.      Mu’tal fa dan ‘ain,, yaitu fiil yang fa dan ‘ain fiilnya karakter ilat, mirip يين
5.      Mu’tal fa,’ain dan lam.Yaitu fiil yang fa, ‘ain dan lam fiilnya ialah karakter ilat.Juga dikatakan mu’tal majmu’.misalnya : واو, ياء. Asalnya yaitu ووو, kemudian ditukar ‘ain fiilnya menjadi alif lantaran dihentikan berkumpul 2 buah karakter ilat yang berharkat dalam satu kata. Begitu juga dengan ياء yang aslinya yaitu ييي, ‘ain fiilnya diganti menjadi alif dan karakter ya terakhir diganti menjadi hamzah lantaran enteng membacanya.[7]








BAB III
PENUTUP

A
. Kesimpulan
            Ilmu sharaf ialah ilmu yang mempelajari tentang perubahan ditengah kata dalam bahasa Arab. Dalam kata di bahasa Arab,terdapat huruf-huruf yang menyusunnya sehingga menjadi sebuah kata yang bermakna. Huruf-huruf tersebut ada yang dinamakan karakter shahih dan karakter ‘ilat.Huruf shahih ialah karakter yang tidak mengakibatkan susahnya atau beratnya dalam membaca kata bahasa Arab, sedangkan karakter ‘ilat ialah karakter yang sanggup membuat kata tersebut menjadi kurang tepat dari segi goresan pena maupun bacaan sehingga sanggup menciptakannya tidak sama dari kaidah asalnya.
            Dalam hal ini, fi’il terbagi menjadi fi’il shahih dan mu’tal.Kedua fi’il tersebut juga mempunyai proteksi tersendiri dilihat dari huruf-huruf yang menyusunnya.Fi’il-fi’il tersebut mempunyai kaidah-kaidah yang mempunyai ketentuan masing-masing sesuai dengan pengucapan orang Arab.

B.
Saran
            Kita sebagai umat muslim selayaknya berbangga dengan mempelajari bahasa Arab dengan keindahan makna dan susunan katanya. Oleh lantaran itu, sebagai salah satu inti dari bahasa Arab itu sendiri, kita juga harus mempelajari ilmu sharaf semoga bisa memahami bahasa Arab tersebut.









DAFTAR PUSTAKA

Al-Fadhil, Abdul Hadi, Mukhtashshar Ash-Sharf, Darul Qalam, Beirut.

Al-Ghayalaini, Syekh Musthafa, Jami’ud durus al-Arabiyah, Mansyurat Al-Maktabah Al-‘Ashriyyah, Beirut,1997.
Al-Kailani, Imam Al-Qudwah Ar-Rubani Abi Al-Hasan Ali bin Hisyam, Syarah Kailani, Al-Haramain.
An-Naqrat, Abdullah Muhammad, Asy-Syamil fi Al-Lughah Al-Arabiyah, Libya.
Ibrahim, Abi Fudhail bin Abdul Wahab, Syarah Taftazaani, Al-Haramain, Singapura-Jeddah,Indonesia.



[1] Syekh Musthafa Al-Ghalayaini, Jami’ud durus Al-Arabiyah, Mansyurat Al-Maktabah Al-‘Ashriyyah, Beirut, 1987,hlm 52

[2] DR.Abdullah Muhammad An-Naqrat, Asy-Syaamil fi Al-Lughah Al-Arabiyah, Libya,hlm 124

[3] DR.Abdul Hadi Al-Fadhil, Mukhtashshar Ash-Sharf,Darul Qalam, Beirut, hlm 86-91.

[4] Al-Imam Al-Qudwah Ar-Rubani Abi Al-Hasan Ali bin Hisyam Al-Kailani, Syarah Kailani,Al-Harmaini,hlm 22-24

[5] Syekh Musthafa Al-Ghalayaini, Jami’ud durus Al-Arabiyah, Mansyurat Al-Maktabah Al-‘Ashriyyah, Beirut, 1987,hlm 53



[6] Abi Fudhail Ibrahim bin Abdul Wahab, Syarah Taftazaani, Al-Haramain, Singapura-Jeddah-Indonesia, hlm 40-41

[7] Al-Imam Al-Qudwah Ar-Rubani Abi Al-Hasan Ali bin Hisyam Al-Kailani, Syarah Kailani,Al-Harmaini,hlm 30
Diposkan oleh 10.46

Pengertian  Shahih dan Mu’tal
Shahih : kata yang tiruana karakter aslinya bukan karakter ‘illat mirip كَتَبَ , فَرِحَ, سَيْطَرَ , شَارَكَ , dan اِجْلَوَّذَ
Mu’tal : kata yang salah satu karakter orisinil nya ialah karakter ‘illat baik berupa isim atau fi’il
Huruf ‘illat ada tiga, yaitu: alif, waw dan ya. misal fi’il mu’tal وَعَدَ , قَامَ , dan رَضِيَ

Pembagian  Shahih
Shahih ada tiga jenis:
  1. Salim : Kata shahih yang bebas dari karakter hamzah dan juga tadh’if. contohnya كَتَبَ dan فَرِحَ
  2. Mahmuz : Kata shahih yang salah satu karakter orisinil nya karakter hamzah. contohnya أَخَذَ, سَأَلَ, dan قَرَأَ
  3. Mudhaa’af : Kata shahih yang penyusun karakter orisinil nya ada dua karakter sejenis. Mudhaa’af ada dua macam:

    1. Mudhaa’af Tsulatsy : kata yang karakter ‘ain dan lam fi’il nya karakter sejenis contohnya berbagai diantaranya:  شَدَّ  dan فَرَّ.
    2. Mudhaa’af Ruba’iy : Kata yang karakter fa fi’il dan lam fi’il pertamanya sejenis dan karakter ‘ain fi’il dan lam fi’il keduanya  sejenis.  misalnya  دَمْدَمَ , زَلْزَلَ , dan وَسْوَسَ .
Pembagian Mu’tal
  1. Mitsal : Kata yang karakter fa fi’il nya ialah karakter ‘illat. Dinamakan mitsal lantaran bentuknya mirip bentuk shahih ketika fi’il madhy, yang terbebas dari ‘illat.  contohnya وَعَدَ dan  وَقَعَ.
  2. Ajwaf : Kata yang ‘ain fi’il nya ialah karakter ‘illat contohnya قَالَ dan  بَاعَ. Dinamakan ajwaf lantaran mirip sesuatu yang diambil dari dalamnya sehingga menjadi berongga. Ini disebabkan ‘ain fi’il nya seringkali hilang pada bentuk tertentu. contohnya بِعْتُ ,لَمْيَقُلْ , لَمْيَبِعْقُلْ , dan  بِعْ .
  3. Naqish dan Manqush: Kata yang lam fi’il nya ialah karakter ‘illat contohnya سَعَى dan دَعَى.  Dinamakan naqish lantaran karakter terakhirnya menjadi kurang ketika jazm dan waqaf.  Dinamakan juga dengan “Dza Al Arba’ah” lantaran ia menjadi empat karakter pada pertama lafal-lafal fi’il madhy contohnya سَعَيْتُ dan دَعَوْتُ .
  4. Lafif Mafruq : kata yang karakter fa dan lam fi’il nya ialah karakter ‘illat. contohnya وَفَّى dan وَلَّى .  Makna Lafif yaitu berkumpul.
  5. Lafifi Maqrun : kata yang karakter ‘ain dan lam fi’il nya ialah karakter ‘illat. contohnya نَوَى ,قَوِيَ , حَيِيَ , dan عَيِيَ .
  6. Kata yang karakter fa dan ‘ain fi’il nya ialah karakter ‘illat. Kata ini spesialuntuk ada dalam bentuk isim  dan sangat sedikit. contohnya يَوْم ,وَيْح , dan وَيْل .
Tidak ada fi’il yang diambil dari mashdar namun ada sebagian fi’il yang diambil dari isim jamid. contohnya ياَوَمَهُ dari المُيَاوَمَة dan تَوَيَّلَ kalau orang berkata:” وَيْلِيْ..! “.

Fi’il berdasarkan jamid dan tasharruf
Fi’il Mutasharrif : Fi’il yang tidak sama bentuknya seiring perbedaan waktu nya. Adapun fi’il jamid yaitu lawan nya.
Fi’il Jamid
Fi’il jamid ada beberapa macam:
1.      Selalu dalam bentuk fi’il madhy. contohnya عَسَى , لَيْسَ , نِعْمَ , بِئْسَ ,  تَبَارَكَ, dua bentuk ta’ajjub, قَلَّمَا , طَالَمَاكَثُرَمَا , كَرَبَ , طَفِقَ , حَبَّذَا , حَرَى , dan اِخْلَوْلَقَ .
  1. Selalu dalam bentuk fi’il amr. contohnya sedikit, diantaranya: هَبْ ,تَعَلَّمْ dengan makna اِعْلَمْ , kemudian هَاتِ , تَعَالَ , dan هَلُمَّ  berdasarkan bani tamim akan tetapi berdasarkan hebat Hijaz ketiga kata ini termasuk isim fi’il.
  2. Selalu dalam bentuk fi’il mudhari’ contohnya يَهِيْطُ . Makna الهِيَاط yaitu الصِّيَاح  (berbuat gaduh).
Fi’il Mutasharrif
Fi’il mutasharrif ada dua macam:
  1. Tasharruf Tam (sempurna). Fi’il yang mempunyai ketiga bentuk madhiy, mudhari’, dan amr. contohnya banyak sekali, diantaranya كَتَبَ ,قَرَأَ , dan شَرِبَ .
  2. Tasharruf Naqish (kurang sempurna). Ada dua macam:
    1. Fi’il yang spesialuntuk mempunyai bentuk madhiy dan mudhari’ nya saja contohnya ماَزَالَ dan saudaranya dan Al Af’al Al Muqarabah mirip كَادَ , أَوْشَكَ  dan جَعَلَ –menurut pendapat yang shahih-
    2. Fi’il yang spesialuntuk mempunyai bentuk mudhari’ dan amr nya saja. contohnya يَذَرُ dan يَدَعُ –menurut pendapat yang masyhur- maka kita katakan bentuk amr nya yaitu ذَرْ dan دَعْ .

Posting Komentar untuk "Fi'il Mu'tall"