Akuntansi Aktiva Tetap
Akuntansi Aktiva Tetap - Standar Akuntansi Keuangan disebutkan bahwa “Aktiva Tetap yaitu aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai yang dipakai dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka aktivitas normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.”
Aktiva tetap mempunyai sifat antara lain :
1. Umur ekonomisnya dalam jangka panjang (lebih dari satu tahun).
2. Digunakan dalam aktivitas operasional perusahaan untuk memproduksi barang atau jasa.
3. Tidak untuk dijual kembali.
Aktiva tetap dibedakan menjadi aktiva tetap berwujud (tangible assets) dan aktiva tetap tidak berwujud (intangible assets).
1. Aktiva Tetap Berwujud
Zaki Baridwan mengungkapkan bahwa, “Aktiva tetap berwujud yaitu aktiva-aktiva berwujud yang sifatnya relatif permanen yang dipakai dalam aktivitas perusahaan normal.” Aktiva tetap berwujud diantaranya menyerupai : gedung /bangunan, peralatan,tanah, mesin, kendaraan, dll.
2. Aktiva Tetap Tidak Berwujud
Menurut Zaki Baridwan, “Aktiva -aktiva yang umurnya lebih dari satu tahun dan tidak mempunyai bentuk fisik. Pada umumnya aktiva tetap tidak berwujud merupakan hak-hak yang dimiliki yang sanggup dipakai lebih dari satu tahun.”
Menurut Standar Akuntansi Keuangan, “Aktiva tidak berwujud yaitu aktiva non moneter yang sanggup diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk dipakai dalam menghasilkan atau menyerahkan barang atau jasa, disewakan kepada pihak lainnya, atau untuk tujuan administratif.”
Aktiva tidak berwujud antara lain sanggup berbentuk lisensi, merek dagang, goodwill (nama baik perusahaan), hak paten, hak cipta, hak sewa, dan waralaba atau franchise.
Pada ketika legalisasi awal, aktiva tetap harus dicatat sebesar biaya perolehan mencakup unsur :
harga beli, termasuk pajak pembelian dikurangi potongan dan diskon pembelian,
biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mengangkut barang hingga ketujuan,
asumsi awal biaya pembongkaran dan perakitan aset hingga siap digunakan.
Dalam pembelian tanah beserta bangunan diatasnya secara bersamaan, pencatatan tetap harus dilakukan secara terpisah dengan harga masing-masing.
Aktiva tetap sanggup diperoleh antara lain dengan cara harga lumpsump, donasi, pembayaran berkala, leasing, trade in, penerbitan surat berharga, dan membangun sendiri. Yang dimaksud dengan harga lumpsump yaitu membeli beberapa aktiva tetap sekaligus
dalam satu harga. Pengakuan atau pencatatan tiap aktiva harus dilakukan dengan harga masing-masing.
Semua aktiva tetap mengalami penyusutan atau depresiasi dari harga perolehan hingga masa guna atau umur ekonomisnya habis, kecuali tanah. Terdapat aneka macam metode dalam menyusutkan aktiva tetap, diantaranya :
Metode garis lurus (Straight-Line Method), besarnya penyusutan tiap tahun sama hingga habis umur ekonomisnya. Rumusnya yaitu :
Penyusutan:
Metode Unit Produksi (Units-of-Production Method). Menghasilkan beban penyusutan yang berbeda-beda berdasarkan jumlah penggunaan aktiva. Rumus:
Penyusutan :
Metode saldo menurun (Declining Balance Method). Kontribusi terbesar diberikan aktiva pada awal-awal periode penggunaannya dan akan semakin menurun dengan berjalannya waktu. Metode ini menghasilkan beban penyusutan periodik yang semakin menurun sepanjang estimasi umur hemat aktiva. Penyusutan dalam metode ini ditentukan terlebih dahulu dan besarnya sama setiap tahun. Penyusutan dihitung dangan mengalikan tarif dengan nilai buku yang sama kecil. Nilai residu (nilai sisa) tidak diperhitungkan.
Metode jumlah angka tahun (Sum of the Years Digits Method). Metode ini dibatasi penggunaannya untuk keperluan yang berafiliasi dengan pajak. Biaya perolehan awal aktiva dikurangi estimasi nilai sisa dengan cuilan yang lebih kecil setiap tahunnya. Angka penyebut dalam cuilan merupakan jumlah angka tahun umur hemat aktiva. Contohnya aktiva tetap dengan umur hemat 5 tahun mempunyai angka penyebut 15 (5+4 + 3 + 2 + 1). Dalam metode ini, harus dihitung dulu jumlah penyebutnya dengan rumus:
S = Penyebut
N = taksiran umur manfaat
Posting Komentar untuk "Akuntansi Aktiva Tetap"