Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Perkembangan Revolusi Industri 4.0 (Industrial Revolution 4.0) Dan Tantangan Ke Depan

Kemajuan teknologi sudah mengubah wajah perekonomian, khususnya di sektor industri dan perdagangan. Salah satu fase penting dalam perkembangan teknologi yaitu munculnya revolusi industri gelombang ke-4, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Industrial Revolution 4.0. Artikel ini akan mengulas pengertian revolusi industri 4.0, perkembangan, serta tantangan yang dihadapi di era industri 4.0.

Studi sebut istilah revolusi industri 4.0 pertama kali muncul pada 2012, ketika pemerintah Jerman memperkenalkan taktik memanfaatkan teknologi yang disebut dengan Industrie 4.0.

Industrie 4.0 sendiri ialah salah satu pelaksanaan proyek Strategi Teknologi Modern Jerman 2020 (Germany’s High-Tech Strategy 2020). Strategi tersebut diimplementasikan melalui peningkatan teknologi sektor manufaktur, penciptaan kerangka kebijakan strategis yang konsisten, serta penetapan prioritas tertentu dalam menghadapi kompetisi global (www.hannovermesse.de, dikutip pada Selasa 08 Mei 2018).



Dari hal tersebut, kemudian muncul istilah industrial revolution 4.0. Kata ‘revolusi’ dipakai untuk menunjukkan perubahan yang sangat cepat dan fundamental, serta bersifat disruptive (merusak tatatan usang yang sudah ada selama bertahun-tahun). Sementara gelombang ke-4 mengambarkan urutan insiden revolusi industri yang pernah ada.

Secara singkat periodisasi revolusi industri bisa dijelaskan sebagai diberikut:
  1. Revolusi Industri Gelombang ke-1 (Industrial Revolution 1.0). Terjadi pertama kali di Inggris, kemudian menyebar ke daratan Eropa dan Amerika pada pertengahan masa ke-17. Uraian lengkap terkena revolusi indutri gelombang ke-1 bisa dibaca di artikel Melihat Sejarah Lahirnya Revolusi Industri (Industrial Revolution) di Eropa.
  2. Revolusi Industri Gelombang ke-2 (Industrial Revolution 2.0). Merupakan lanjutan revolusi sebelumnya, yang terjadi pada pertengahan masa ke-18 di Eropa. Revolusi ini ditandai dengan memanfaatkan tenaga listrik (electricity) untuk mempergampang serta mempercepat proses produksi, distribusi, dan perdagangan.
  3. Revolusi Industri Gelombang ke-3 (Industrial Revolution 3.0). Berkembang pada era 1970’an, terutama di Amerika Serikat, dengan diperkenalkannya sistem teknologi gosip (IT) dan komputerisasi untuk menunjang otomatisasi produksi (production automation). Tidak menyerupai dua revolusi industri sebelumnya yang memerlukan beberapa dekade untuk menyebar, revolusi gelombang ke-3 ini menyebar begitu cepat ke negara-negara lain, dari daratan Eropa sampai Asia.
  4. Revolusi Industri Gelombang ke-4 (Industrial Revolution 4.0). Era 2000’an sampai ketika ini ialah era penerapan teknologi modern, antara lain teknologi fiber (fiber technology) dan sistem jaenteng terintegrasi (integrated network), yang bekerja di setiap kegiatan ekonomi, dari produksi sampai konsumsi.
Dalam salah satu studinya, the World Economic Forum (WEF) menyatakan bahwa revolusi industri 4.0 ditandai oleh pembauran (fusion) teknologi yang bisa menghapus batas-batas pencetus kegiatan ekonomi, baik dari perspektif fisik, digital, maupun biologi.

melaluiataubersamaini bahasa yang lebih sederhana bisa dikatakan bahwa pembauran teknologi bisa mengintegrasikan faktor sumberdaya manusia, instrumen produksi, serta metode operasional, dalam mencapai tujuan.

Karakteristik revolusi industri 4.0 ditandai dengan banyak sekali teknologi terapan (applied technology), menyerupai advanced robotics, artificial intelligence, internet of things, virtual and augmented reality, additive manufacturing, serta distributed manufacturing yang secara keseluruhan bisa mengubah contoh produksi dan model bisnis di banyak sekali sektor industri.

Adapun pengertian dari istilah-istilah tersebut adalah:
  • Advanced Robotics. Instrumen ini ialah peralatan yang dipakai secara mandiri, yang bisa diberinteraksi secara eksklusif dengan manusia, serta menyesuaikan sikap menurut sensor data yang didiberikan. Fungsi utamanya yaitu untuk memperpendek waktu tunggu dan waktu layanan, sehingga menghasilkan efisiensi.
  • Artificial Intelligence (AI). AI yaitu sistem mesin berteknologi komputer yang bisa mengadopsi kemampuan manusia. Ini dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja dan produktivitas, sekaligus meminimalisir risiko kesalahan yang bisa dilakukan oleh tenaga kerja manusia.
  • Internet of Things (IoT). IoT ialah teknologi yang memungkinan setiap instrumen terkoneksi satu sama lain secara virtual, sehingga bisa mendukung kinerja operasioanal usaha, pengawasan terhadap perfoma manajemen, serta peningkatan nilai guna output.
  • Virtual and Augmented Reality. Virtual Reality ialah simulasi yang dilakukan oleh komputer dalam membentuk sebuah realitas rekaan. Teknologi ini bisa memanipulasi penglihatan insan sehingga seperti berada di kawasan atau lingkungan yang tidak sama dari kenyataan sesungguhnya. Sementara Augmented Reality yaitu teknologi yang bisa menghasilkan gosip dari kondisi lingkungan sebenarnya, kemudian diproses secara digital dan dipakai untuk tujuan tertentu.
  • Additive Manufacturing. Teknologi ini ialah otomatisasi proses produksi melalui teknologi 3D (three dimensional). Hal ini memdiberi efek positif pada kecepatan pengolahan dan transportasi produk.
  • Distributed Manufacturing. Merupakan konsep penempatan lokasi produksi dan pengintegrasian proses produksi, sehingga bisa berada sedekat mungkin dengan konsumen untuk menjawaban kebutuhan riil mereka. Tujuannya yaitu untuk mencapai economies of scale, sekaligus mengurangi beban biaya (cost efficiency).

Melalui penerapan teknologi modern, sektor industri tidak lagi semata-mata berserius pada pengembangan perjuangan dan peningkatan laba, melainkan juga pada pendayagunaan dan optimalisasi setiap aktivitas, mulai dari pengadaan modal, proses produksi, sampai layanan kepada konsumen (World economic Forum. Impact of the Fourth Industrial Revolution on Supply Chains, October, 2017).

Selain membawa dampak positif, revolusi industri 4.0 juga memunculkan banyak sekali tantangan yang mesti dijawaban.

The United Nations Industrial Development Organization (UNIDO) menekankan semoga kehadiran industri 4.0 bisa meningkatkan perekonomian negara-negara miskin dan berkembang, sekaligus mendorong terwujudnya agenda-agenda pembangunan menyerupai yang tertuang dalam the Sustainable Development Goals (SDGs).

Namun demikian UNIDO juga mengkhawatirkan terjadinya gap yang semakin besar diantara negara-negara maju yang bisa mengaplikasikan teknologi modern, dengan negara-negara miskin dan berkembang yang tertinggal dalam pengembangan teknologi.

Masalah yang tidak kalah penting adalah dampak penerapan teknologi terhadap tugas tenaga kerja serta pemeratan kesejahteraan.

UNIDO menegaskan beberapa poin penting terkait perkembangan industri 4.0, yakni:
  • industri 4.0 diharapkan memdiberi manfaat untuk kepentingan manusia, lingkungan, dan kesejahteraan bersama.
  • industri 4.0 diperlukan bisa mendorong pengembangan kapasitas manusia , sehingga menjadi semakin terdidik dan terampil.
  • akses terhadap teknologi diperlukan terjangkau dengan gampang, sehingga bisa diterapkan di tiruana negara.
  • kemajuan teknologi diperlukan bisa menghasilkan keterbukaan informasi.
  • kemajuan teknologi diperlukan bisa menggeser paradigma lama, dari persaingan (competition) menjadi koneksi (connection) dan kerjasama (collaboration).
  • penerapan teknologi diperlukan bisa menjawaban tantangan perubahan iklim dan upaya pelestarian lingkungan.
(UNIDO. Industry 4.0: Opportunities and Challenges of the New Industrial Revolution for Developing Countries and Economies in Transition, Pgual Discussion).

Sementara upaya-upaya yang harus dilakukan untuk menjawaban tantangan di era revolusi industri 4.0, antara lain:
  1. mengidentifikasi area strategis dalam rangka meningkatkan kecepatan, fleksibilitas, produktivitas, dan kualitas output.
  2. menganalisa dampak memanfaatkan teknologi dalam jangka panjang, terutama terhadap serapan tenaga kerja dan lingkugan hidup.
  3. mempersiapkan infrastruktur, serta acara pendidikan dan keterampilan, sehingga bisa meningkatkan kapasitas sumberdaya insan dalam penguasaan teknologi.
Demikian ulasan wacana perkembangan revolusi industri 4.0 dan tantangannya. Kita masih akan terus mencermati perkembangannya ke depan. **


ARTIKEL TERKAIT :
Melihat Sejarah Lahirnya Revolusi Industri (Industrial Revolution) di Eropa
Peran dan Tantangan Industri FinTech (Financial Technology) dalam Perekonomian
Menyoroti Perkembangan Industri Ritel (Retail Industry) di Era Digitalisasi
Memahami Konsep Ekonomi Digital (Digital Economy)

Posting Komentar untuk "Perkembangan Revolusi Industri 4.0 (Industrial Revolution 4.0) Dan Tantangan Ke Depan"