Pendiri Kerajaan Samudra Pasai
Pendiri Kerajaan Samudra Pasai - Agama masuk ke Indonesia sekitar masa ke 7 masehi, namun persebarannya tidaklah terjadi secara bersamaan. Para pedagang muslim tiba ke Indonesia menuju ke aneka macam daerah, hal inilah yang menciptakan penduduk Indonesis mulai mempelajari dan memeluk agama islam. Di tempat Sumatera, pedagang-pedagang islam singgah pertama kali di bab pesisir Samudera, tak terkecuali Pasai.
Kehadiran agama gres ini, mendapat jawaban positif dari masyarakat Pasai. Berbagai lapisan masyarakat pasai mulai tertari dan mempelajari agama islam, hingga kesudahannya tetapkan untuk memeluk agama islam. Hal ini menciptakan lasan untuk mendirikan sebuah kerajaan, yang diberi nama kerajaan Samodera Pasai. Baca: Kerajaan Islam Pertama dan Tertua di Indonesia
Selama ini kita mengtahui bahwa pendiri kerajaan samudra pasai yaitu Meurah Silu, namun pada kenyataanya pendiri kerajaan samudra pasai yaitu seseorang berjulukan Nizamudin Al-Kamil, yang merupakan laksamana lautan dari Negeri Jiran pada ketika kekuasaan Dinasti Fatiamah. Perlu diketahui bahwa Nizamudin Al-Kamil beraliran syiah. Pada awalnya tujuan utamanya mendirikan sebuah kerajaan di Pasai yaitu untuk menguasai perdagangan pada sektor Lada, namun ia tewas saaat terjadi perluasan di tempat sampar.
Keberadaan Nizamudin Al-Kamil merupakan perintah dari dinasti Fatimah, namun ketika dinasti tersebut mengalami kerutuhan pada tahun 1284 Masehi, dinasti fatimah digantikan oleh dinasti Mamuluk. Perlu diketahui bahwa dinasti ini bermadzhab Syafi’I. Dinasti ini yang mengambil kuasa atas kerajaan Samodera Pasai, tujuannya yaitu untuk menghilangkan pemikiran syiah yang ada di masyarakat, tujuan lainnya yaitu untuk menguasaai pasar dunia, terutama di bidang rempah-rempahnya. Maka untuk manjalankan niatnya, dua pemuka dinasti Mauluk yaitu Syekh Ismail bersama Fakir Muhammad merebut kerajaan Samodera Pasai. Setelah kerajaan Samodera Pasai jatuh ke tangan dinasti Mamuluk, Syekh Ismail menunjuk Meurah Silu menjadi raja di kerajaan Samodera Pasai sesudah masuk islam pastinya. Saat menjadi raja Meurah Silu mendapat gelarnya yaitu Malikus Saleh.
Saat kepemimpinnan Meurah Silu kerajaan Samodera Pasai menjadi sentra perdagangan terutama di bidang rempah-rempah dan lada, kerajaan Samodera Pasir juga menjadi sentra penyebaran agama islam bermahzhab Syafi’i. Kerajaan Samodera Pasai juga kedatangan Marco Polo.
Pada mulanya raja Malik Al-Saleh merupakan penganut faham Syiah, namun atas bujukan Syekh Ismail, kesudahannya raja tersebut pindah pada islah bermahzab Syafi’i. Raja Meurah Silu mmerintah di kerajaan Samodera Pasai dimulai dari tahun 1285 hingga tahun 1297 Masehi. Setelah dia wafat, tahta kerajaan diberikan kepada putra mahkota dari raja Meurah Silu yaitu Sultan Malik Al Zahir I. Beliau memeimpin kerajaan Samodera Pasai dari tahun 1297 hingga tahun 1326 Masehi. Pada ketika pemerintahan Sultan Malik Al Zahir I inilah kerajaan Samodera Pasai sanggup menaklukkan kerajaan islam yang bangun sebelumnya, yaitu Kerajaan Sultan ahmad laiku dzahir yang mendapat gelar Sulthan Malik Al Zahir II. Beliau memimpinn kerajaan Samodera Pasai semenjak tahun 1326 Masehi hingga tahun 1348 Masehi. Baca: Kerajaan - Kerajaan Islam di Sulawesi dan Sumatera
Kehadiran agama gres ini, mendapat jawaban positif dari masyarakat Pasai. Berbagai lapisan masyarakat pasai mulai tertari dan mempelajari agama islam, hingga kesudahannya tetapkan untuk memeluk agama islam. Hal ini menciptakan lasan untuk mendirikan sebuah kerajaan, yang diberi nama kerajaan Samodera Pasai. Baca: Kerajaan Islam Pertama dan Tertua di Indonesia
Selama ini kita mengtahui bahwa pendiri kerajaan samudra pasai yaitu Meurah Silu, namun pada kenyataanya pendiri kerajaan samudra pasai yaitu seseorang berjulukan Nizamudin Al-Kamil, yang merupakan laksamana lautan dari Negeri Jiran pada ketika kekuasaan Dinasti Fatiamah. Perlu diketahui bahwa Nizamudin Al-Kamil beraliran syiah. Pada awalnya tujuan utamanya mendirikan sebuah kerajaan di Pasai yaitu untuk menguasai perdagangan pada sektor Lada, namun ia tewas saaat terjadi perluasan di tempat sampar.
Keberadaan Nizamudin Al-Kamil merupakan perintah dari dinasti Fatimah, namun ketika dinasti tersebut mengalami kerutuhan pada tahun 1284 Masehi, dinasti fatimah digantikan oleh dinasti Mamuluk. Perlu diketahui bahwa dinasti ini bermadzhab Syafi’I. Dinasti ini yang mengambil kuasa atas kerajaan Samodera Pasai, tujuannya yaitu untuk menghilangkan pemikiran syiah yang ada di masyarakat, tujuan lainnya yaitu untuk menguasaai pasar dunia, terutama di bidang rempah-rempahnya. Maka untuk manjalankan niatnya, dua pemuka dinasti Mauluk yaitu Syekh Ismail bersama Fakir Muhammad merebut kerajaan Samodera Pasai. Setelah kerajaan Samodera Pasai jatuh ke tangan dinasti Mamuluk, Syekh Ismail menunjuk Meurah Silu menjadi raja di kerajaan Samodera Pasai sesudah masuk islam pastinya. Saat menjadi raja Meurah Silu mendapat gelarnya yaitu Malikus Saleh.
Saat kepemimpinnan Meurah Silu kerajaan Samodera Pasai menjadi sentra perdagangan terutama di bidang rempah-rempah dan lada, kerajaan Samodera Pasir juga menjadi sentra penyebaran agama islam bermahzhab Syafi’i. Kerajaan Samodera Pasai juga kedatangan Marco Polo.
Pada mulanya raja Malik Al-Saleh merupakan penganut faham Syiah, namun atas bujukan Syekh Ismail, kesudahannya raja tersebut pindah pada islah bermahzab Syafi’i. Raja Meurah Silu mmerintah di kerajaan Samodera Pasai dimulai dari tahun 1285 hingga tahun 1297 Masehi. Setelah dia wafat, tahta kerajaan diberikan kepada putra mahkota dari raja Meurah Silu yaitu Sultan Malik Al Zahir I. Beliau memeimpin kerajaan Samodera Pasai dari tahun 1297 hingga tahun 1326 Masehi. Pada ketika pemerintahan Sultan Malik Al Zahir I inilah kerajaan Samodera Pasai sanggup menaklukkan kerajaan islam yang bangun sebelumnya, yaitu Kerajaan Sultan ahmad laiku dzahir yang mendapat gelar Sulthan Malik Al Zahir II. Beliau memimpinn kerajaan Samodera Pasai semenjak tahun 1326 Masehi hingga tahun 1348 Masehi. Baca: Kerajaan - Kerajaan Islam di Sulawesi dan Sumatera
Posting Komentar untuk "Pendiri Kerajaan Samudra Pasai"