Makalah John Maynard Keynes
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
John Maynard (JM) Keynes ialah seorang tokoh pemikir ekonomi dan keuangan Inggris. John Maynard Keynes dilahirkan di Cambridge, Inggris pada tanggal 5 Juni 1883. Keynes dibesarkan pada zaman Ratu Victoria. Pada waktu masih sekolah Keynes memang cemerlang. Ketika Keynes berusia empat setengah tahun ia sudah memikirkan arti bunga dilihat dari segi ekonomi. Pada umur enam tahun ia sudah ingin mengetahui bagaimana kerja otak manusia. Ketika Keynes berusia tujuh tahun, bagi ayahnya yang juga hebat ekonomi yang berjulukan John Neville Keynes yang juga terkenal, Keynes ialah seorang mitra yang sangat senang sekali, Keynes sangat akung kepada ibunya.
Nama John Maynard Keynes ialah sebuah nama Inggris yang kuno. Keynes ialah seorang tradisionalis. Kecakapan serta sifat-sifat baiknya diperoleh secara turun temurun. Ia menjadi dosen dalam mata kuliah ilmu ekonomi dan keuangan di Cambridge. Dunia sejarah ilmu ekonomi semakin tepat lantaran munculnya banyak sekali pemikiran terkena ekonomi dan keuangan yang gres dari banyak sekali hasil pemikiran J.M, Keynes yang dinilai para hebat ekonomi sebagai ekonomi modern. Kemudian ia dikenal sebagai tokoh yang mengakibatkan lahirnya mazhab gres yakni mazhab Keynes.[1]
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pemikiran-pemikiran J.M. Keynes?
2. Apa saja karya-karya J.M. Keynes?
3. Bagaimana Koreksian J.M. Keynes terhadap teori klasik?
4. Bagaimana tugas pemerintah dalam perekonomian ketika itu?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pemikiran J.M. Keynes
John Maynard Keynes seorang ekonomi asal Inggris yang populer dengan model ekonomi modern yang diusungnya. Beliau seorang penganut teori ekonomi merkantilis, dimana kebanyakan teori yang dikeluarkannya diseriuskan pada upaya pemerintah negara bersangkutan untuk menjaga kestabilan ekonominya. Beliau ialah seorang pegawai di Badan Keuangan Inggris yang mencetuskan beberapa pemikiran terkena sistem perekonomian modern yang hingga kini karyanya dipakai sebagai aliran ekonomi dunia internasional. Idenya berpertama pada final perang Dunia I, yang dipertamai dengan ketidak setujuan Keynes terhadap eksekusi yang dijatuhkan oleh Liga Bangsa- Bangsa terhadap Jerman atas segala kerugian perang yang berujung pada pelunasan seluruh kerugian dan donasi negara Jerman terhadap negara- negara pemenang Perang Dunia I termasuk Inggris.
Keynes beranggapan bahwa eksekusi tersebut akan susah ditepati dan dipenuhi oleh Jerman dan justru hal tersebut membuat perekonomian negara- negara lain runtuh dan Jerman sendiri juga akan sengsara memenuhi eksekusi tersebut. Hal ini kemudian terbukti dengan jatuhnya perekonomian Eropa dan terjadinya Perang Dunia II. Keynes beranggapan bahwa produksi yang terus menerus dilakukan Jerman sebagai upaya untuk membayar donasi perang semakin menyengsarakan industrinya sendiri. Negara juga diharapkan untuk melaksanakan upaya investasi sebagi upaya preventif supaya ekonominya tidak collapse. Dari sinilah kemudian Keynes dikenal sebagi ekonom modern yang mengajukan gosip investasi oleh negara.
Sebagai seorang ekonom yang mendasarkan teorinya pada teori merkantilis, Keynes menekankan segala bentuk upaya pen-stabilan ekonomi negara pada kebijakan- kebijakan pemerintah. Keynes sebut bahwa pemerintah dalam rangka untuk menghindari dan menangani krisis yang sanggup sewaktu- waktu menyerang, perlu melaksanakan suatu bentuk investasi dalam bentuk kemudahan publik.
Namun hal ini tidak selamanya berhasil, lantaran penambahan nilai investasi yang tidak diikuti dengan peningkatan kemampuan konsumsi secepat proses produksi juga akan menjadikan krisis perekonomian. Sehingga hal ini perlu diseimbangkan dengan kekuatan ekonomi yang sedang berlangsusng dalam suatu kurun waktu tertentu. Hubungan antara investasi dan konsumsi ini digambarkan oleh Keynes dalam suatu siklus model ekonomi yang dimana keduanya berakar dari pendapatan. Di lain pihak, Keynes juga mencoba mengambarkan terkena alur investasi pemerintah yang kemudian bergerak menuju arah tabungan (saving). Saving sanggup disebut sebagai investasi ketika hal tersebut dikaitkan dengan bunga. Sehingga jikalau tabungan mencukupi untuk melaksanakan investasi, maka bunga akan cenderung turun dan sanggup menghasil suatu bentuk investasi gres yang menguntungkan. Namun jikalau tabungan tidak sanggup memenuhi syarat investasi, maka bunga akan naik dan cenderung menarikdanunik minat masyarakat untuk menyimpan uangnya.
Di lain hal, Keynes juga beropini terkena pentingnya suatu negara untuk terlibat dalam organisasi ekonomi dan perdagangan internasional, menyerupai International Monetary Fund (IMF) dan World Bank. Hal tersebut bagi Keynes dianggap menguntungkan negara lantaran dengan keterlibatan suatu negara dalam organisasi tersebut sanggup memmenolong secara pribadi perekonomian negara yang bersangkutan jikalau suatu ketika mengalami krisis. Oleh lantaran itu, tidak heran bahwa Keynes juga ialah salah satu ekonom yang oke terhadap pembentukan sistem moneter global, yakni Bretton Woods System. Sistem inilah yang kemudian membawa perubahan besar bagi kondisi dan sistem perekonomian dunia. Selain itu, Keynes juga menyarankan akan adanya kebijakan pendapatan (income policies). Hal tersbut kemudian dihubungkan pada upaya negara untuk mencapai kondisi full employment. Hal tersebut disebutkan oleh Keynes sanggup dilakukan melaui perubahan status perusahaan swasta menjadi suatu perusahaan atas nama negara. Disini sanggup terlihat bahwa Keynes mendukung penuh otoritas negara dan pemerintah dalam mengatur ekonomi di negaranya. Perubahan status ini dimaksudkan supaya negara sanggup lebih sanggup leluasa dalam mengatur kebijakan yang dikeluarkan perusahaan sehingga sanggup menguntungkan rakyat secara keseluruhan. Melalui hal inilah negara sanggup membuat full employment. Sama menyerupai para ilmuwan lainnya, Keynes juga menuai Koreksi dari para pemikir ekonomi lainnya. Hal tersebut terkait dengan pendapat Keynes yang menyampaikan bahwa inflasi sesungguhnya bukan ialah kasus dalam potongan ekonomi, namun inflasi lebih cenderung menjadi kasus dalam bidang politik. Oleh lantaran pandangan ini, Keynes tidak terlalu menyoroti kasus inflasi sebagai suatu hal yang perlu diatas melaui upaya ekonomi.[2]
B. Karya-karya Keynes
Sebagai seorang pakar ekonomi yang ulung, ia sudah menulis banyak buku yaitu:
- Tahun 1913 ia menulis: Indian Currency and Finance, yang mengambarkan terkena kasus moneter.
- Tahun 1919 ia menulis: The Economic Consequences of the Peace. Dalam buku ini ia mengKoreksi cara-cara yang dipakai oleh negara yang menang perang dunia pertama dalam menekan negara-negara yang kalah perang. Negara pemenang perang menekan negara yang kalah dengan syarat pembayaran utang yang berat. Ia berasumsi bahwa hal itu sanggup menjadikan rasa murka dan dendam dari masyarakat yang kalah perang.
- Tahun 1922 ia menulis: A Revision of The Treaty.
- Tahun 1923 ia menulis: A Tract on Monetary Reform
- Tahun 1930 ia menulis: A Treatis on Money. Buku yang terdiri dari dua jilid ini secara berturut-turut mengulas teori-teori murni tentang uang dan penerapannya dalam perekonomian. Dalam hal ini perlu dicatat, dalam beberapa bukunya yang terbit sebelum The General Theory, Keynes masih berada dalam jalur pemikiran klasik dan neo klasik. Akan tetapi jalur ini mulai ditinggalkan ketika ia menulis The General Theory.
- Tahun 1936 ia menulis: The General Theory of Employment, Interest, and Money. Buku ini ditulis sebagai reaksi terhadap depresi besar-bemasukan yang terjadi tahun 30-an yang tidak berhasil dipecahkan dengan metode klasik dan neo klasik.[3]
C. Kritikan Keynes terhadap Teori Klasik
Kaum klasik percaya bahwa perekonomian yang dilandaskan pada kekuatan mekasnisme pasar akan selalu menuju keseimbangan (equilibrium). Dalam posisi keseimbangan, aktivitas produksi secara otomatis akan membuat daya beliu untuk membeli barang-barang yang dihasilkan. Daya beli tersebut diperoleh sebagai balas jasa atas faktor-faktor produksi seperti upah, penghasilan, suku bunga, sewa dan balas jasa dari faktor-faktor produksi lainnya[4]
Dalam posisi keseimbangan tidak terjadi kelebihan maupun belum sempurnanya permintaan. Ketidakseimbangan (disequlibrium) dinilai kaum klasik sebagai suatu yang sifatnya sementara. Nanti akan ada ada suatu taangan tak terlihat ( invisble hand) yang akan membawa perekonomian kembali pada posisi keseimbangan.
Kaum klasik juga percaya bahwa dalam keseimbangan tiruana sumber daya , termasuk tenaga kerja, akan dipakai secara penuh ( full-employed).
Jadi, dalam pasar persaingan tepat mereka mau bekerja niscaya akan memperoleh pekerjaan. Pengecualian berlaku bagi mereka yang memilih-milih pekerjaan atau tingkat upah yang tidak sesuai. Kedua hal tersebut dinilai oleh kaum klasik sebagai pengangguran sukarela (voluntary unemployment) .
Kaum klasik meyakini bahwa setiap barang yang diproduksi akan selalu diiringi oleh permintaan. Sesuai dengan teori Say, “setiap perusahaan berlomba-lomba menghasilkan barang- barang dan jasa sebanyak-banyaknya”.
Teori Say yang menyampaikan bahwa “penawaran akan membuat permintaannya sendiri” diKoreksi oleh Keynes sebagai suatu kekeliruan. Dalam kenyataannya, biasanya ajakan lebih kecil daripada penawaran, hal ini dikarenakan tidak tiruana pendapatan masyarakat dilakukan untuk konsumsi, sebagiannya akan ditabung. melaluiataubersamaini demikian , ajakan efektif biasanya lebih kecil dari total produksi. Walaupun belum sempurnanya ini bisa di eliminasi dengan menurunkan harga-hrga, tetap saja ajakan lebih kecil dari penawaran. INI yang terjadi pada tahu 30-an ketika perusahaan berlomba-lomba berproduksi tanpa kendali. Dipihak lain, daya beli masyarakat terbatas. Akibatnjya banyak stock yang menumpuk. Sehingga sebagian perusahaan mengurangi produksi bahkan sebgian melaksanakan rasionalisasi, yaitu melaksanakan pengurangan produksi dengan mengurangi jumlah pekerja.
Tindakan rasionalisasi ini mengakibatkan sebagian pekerja menganggur, sehingga orang yang menganggur tidak mendapat pendapatan. Akibatnya pendapatan masyarakat menjadi turun, daya beli masyarakat juga turun , aktivitas produksi macet, dan terjadi kemerosotan ekonomi (depresi ). Sejak itu, masyarakat mulai curiga bahwa ada yang salah dengan teori klasik dan neo-klasik yang berlaku secara umum pada ketika itu. Menurut keynes dalam pandangan klasiknya, produksi akan selalu meciptakan permintaannya sendiri spesialuntuk berlaku untuk perekonomian tertutup sederhana.[5]
D. Peran pemerintah dalam perekonomian
Dari hasil pengamatannya tentang bencana depresi ekonomi pada pertama 30-an Keynes merekomendasikan supaya perekonomian tidak diserahkan begitu saja pada prosedur pasar. Hingga batas tertentu tugas pemerintah justru diperlukan. Misalnya, kalau terjadi pengangguran, pemerintah bisa memperbesar pengeluarannya untuk proyek-proyek padat karya. melaluiataubersamaini demikian, sebagian tenaga kerja yang menganggur bisa bekerja, yang jadinya bisa meningkatkan pendapatan masyarakat. Kalau harga-harga naik cepat, pemerintah bisa menarikdanunik jumlah uang beredar dengan mengenakan pajak yang lebih tinggi. Inflasi yang tak terkendali pun tidak hingga terjadi. Dalam situasi terjadi gerak gelombang aktivitas ekonomi, pemerintah sanggup menjalankan kebijakan pengelolaan pengeluaran dan pengendalian ajakan efektif dalam bentuk “kontra-siklis” atau “anti-siklis”.
Dari banyak sekali kebijakasanaan yang sanggup di ambil, Keynes lebih sering mengandalkan kebijaksanaan fiskal. melaluiataubersamaini kebijaksanaan fiskal pemerintah bisa mempengaruhi jalannya perekonomian. Langkah ini dilakukan dengan menyuntikkan dana berupa pengeluaran pemerintah untuk proyek-proyek yang bisa menyerap tenaga kerja. Kebijaksanaan ini sangat ampuh dalam meningkatkan output dan memberantas pengangguran, terutama pada situasi ketika sumber-sumber daya belum dimanfaatkan secara penuh.
Apakah Keynes tidak percaya pada prosedur pasar bebas sesuai doktrin laissez faire-laissez passer klasik? Apakah ia tidak yakin dengan anggapan klasik bahwa perekonomian akan menemukan jalannya sendiri menuju keseimbangan? Keynes bersama-sama percaya tentang tiruana hal yang dikemukakan oleh kaum klasik tersebut. Akan tetapi, Keynes menilai bahwa jalan menuju keseimbangan dan full-employment tersebut sangat panjang. Kalau dinantikan prosedur pasar (lewat tangan tak kentara) yang akan membawa perekonomian kembali pada posisi keseimbangan, dibutuhkan waktu yang sangat lama. Keynes pernah menulis: “dalam jangka panjang kita akan mati!” (In the long run we’re all dead!). jadi, satu-satunya cara untuk membawa perekonomian kea rah yang diinginkan seadainya ia “lari dari posisi keseimbangan”’ demikian uraian Keynes lebih lanjut, ialah lewat intervensi atau campur tangan pemerintah.
Demikianlah, kalau kaum klasik pada umumnya menganggap tabu campur tangan pemerintah. Bagi Keynes, campur tangan pemerintah ialah keharusan. Campur tangan pemerintah terutama diharapkan kalau perekonomian berjalan tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Kalau diamati, tampaknya Keynes sependapat dengan Marx yang menyampaikan bahwa sistem ekonomi klasik tidak bebas dari fluktuasi, krisis pengangguran dan sebagainya. Marx berusaha menghancurkan sistem kapitalis dan menggantikannya dengan sistem sosialis. Namun sebaliknya, Keynes justru ingin menyelamatkan sistem liberal tersebut.[6]
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Teori Keynes ialah suatu teori ekonomi yang didasarkan pada ilham ekonom Inggris era ke-20 yaitu John Maynard Keynes. Teori ini mempromosikan suatu ekonomi campuran, di mana baik negara maupun sektor swasta memegang peranan penting. Kebangkitan ekonomi Keynes menandai berakhirnya ekonomi laissez-faire, suatu teori ekonomi yang menurut pada keyakinan bahwa pasar dan sektor swasta sanggup berjalan sendiri tanpa campur tangan negara.
Teori ini menyatakan bahwa musim ekonomi makro sanggup mempengaruhi sikap individu ekonomi mikro. Berbeda dengan teori ekonom klasik yang menyatakan bahwa proses ekonomi didasari oleh pengembangan output potensial, Keynes menekankan pentingnya ajakan agregat sebagai faktor utama pencetus perekonomian, terutama dalam perekonomian yang sedang lesu. Ia beropini bahwa kebijakan pemerintah sanggup dipakai untuk meningkatkan ajakan pada level makro, untuk mengurangi pengangguran dan deflasi. Jika pemerintah meningkatkan pengeluarannya, uang yang beredar di masyarakat akan bertambah sehingga masyarakat akan terdorong untuk berbelanja dan meningkatkan permintaannya (sehingga ajakan agregat bertambah). Selain itu, tabungan juga akan meningkat sehingga sanggup dipakai sebagai modal investasi, dan kondisi perekonomian akan kembali ke tingkat normal. Kesimpulan utama dari teori ini ialah bahwa tidak ada kecenderungan otomatis untuk menggerakan output dan lapangan pekerjaan ke kondisi full employment (lapangan kerja penuh).
DAFTAR PUSTAKA
· Deliarnov, Perkembangan Pemikiran Ekonomi, Jakarta: PT Raja Grafindo, 2007.
·
https://tombakilmukita.blogspot.com//search?q=biografi-john-maynard-keynes (Jumat, 29 Maret 2013 pada jam 17.00 WIT).
[2]http://meylysania-o-d-fisip10.web.unair.ac.id/artikel_detail-44357-Umum EKONOMI%20POLITIK%20INTERNASIONAL:%20PEMIKIRAN%20KEYNES%20DALAM%20EKONOMI%20POLITIK%20INTERNASIONAL%20.html (Jumat, 29 maret 2013 pada jam 13.29 WIT).
https://tombakilmukita.blogspot.com//search?q=biografi-john-maynard-keynes (Sabtu, 30 Maret 201 pada jam 10.05 WIT).
[6] Ibid, h.167-168
Posting Komentar untuk "Makalah John Maynard Keynes"