Ilmu Falak (Astronomi)
Ilmu falak (Astronomi)
Kaum muslimin mempunyai modal besar dalam berbagi ilmu falak. Mereka sudah berhasil mengakibatkan satu aliran-aliran bintang yang dianut masyarakat Yunani, Hindu, Persia, Kaldan, dan Arab Jahiliyah.
Ilmu bintang yang memegang peranan penting dalam memilih garis politik para khalifah dan para amir, yang memdasarkan perhitungan kerjanya pada peredaran bintang.
Di antara para sarjana Ilmu Falak dan Ilmu Bintang yang termasyur, yaitu:
1. Abu Ma’syar al-Falaky (wafat 272 H), yaitu Ja’far bin Umar al-Falaky, yang populer dengan nama Abu Ma’syar al-Falaky. Banyak mengarang buku, di antaranya Isbat al-Ulum, Haiat al-Falak.
2. Jabir Batany (wafat 319 H), yaitu Abu Abdullah Muhammad bin Jabir al-Batany al-Hiranya ash-Shaby, yang sudah menetapkan letak bintang. Beliau sudah membuat alat peneropong bintang yang ajaib. Kitabnya yang populer Kitab al-Masecuite Rifat Mathli Buruj Baina Arabaik Falak.
3. Abu Hasan (277-352 H), yaitu Abu Hasan Ali bin Abi Abdillah Harun bin Ali. Beliau sarjana ilmu bintang yang terbesar pada masanya.
4. al-Biruny (wafat 440 H), yaitu Muhammad bin Ahmad Al-Biruny. Beliau hebat ilmu Bintang yang besar dalam perjalanan sejarah. Banyak mengarang buku, diantaranya al-Qanun al-Mas’udi fi al-Hai’ah wa al-Nujum (hukum mas’udi wacana aspek kelangitan dan bintang-bintang). Ia berhasil menghitung garis bujur beberapa kota menurut pengamatan gerhana. Ia mengambil kesimpulan bahwa bumi berputar mengelilingi sumbunya, enam ratus tahun menlampaui Galileo. Buku lain al-Buruni, al-Tafhim li Awa’il Sina’ah al-Tanjim, meringkas seluruh karyanya di bidang Astronomi dan Matematika.
5. Al-Farghani (Alfaganus sekitar tahun 860) menulis kitab Ushul al-Falak (prinsip-prinsip astronomi) dan Jawawi’ ilm al-Nujum wa Ushul al-Harakahal-Samawiyyah (penjelasan lengkap wacana bintang dan prinsip-prinsip gerakan langit). Buku terakhir diterjemahkan ke dalam Bahasa Latin pada tahun 1493 dan menjadi buku acuan penting Copernicus dalam menyusun teorinya.
6. Al-Battani (Albatanius, 859-929) brsama Sabit bin Qurrah (836-901) yaitu penerus al-Farghani. Mereka meneruskan pengamatan di Observatorium yang di bangkit oleh Khalifah al-Makmun. Al-Battani menulis Koreksi terhadap doktrin Plolemamaeus wacana diamnya titik Apogee matahari dalam bukunya, Syarh al-Maqalat al-Arba’ li Batlamius. Ia juga menulis buku Zij al-Sabi dalam bahasa Latin pada pertama kala ke 12 M. ia juga menulis buku Miqdad al-Ittishalat.[1]
[1] Drs. Fadil SJ.,M. Ag, Pasang Surut Peradaban Islam dalam Lintasan Sejarah, (Malang:UIN-Malang Press, 2008, h. 182-184.
Posting Komentar untuk "Ilmu Falak (Astronomi)"