Sistem Pencernaan Makanan Pada Protozoa
Bagaimana sistem pencernaan protozoa ? Protozoa merupakan binatang tingkat rendah yang hanya tersusun oleh satu sel. Sistem pencernaan pada protozoa tentu saja berbeda dengan sistem pencernaan pada insan dan pada binatang vertebrata yang melibatkan banyak alat-alat pencernaan.
Hewan tingkat rendah memperoleh masakan dengan cara yang bervariasi tergantung bagaimana susunan dan kemampuan alat-alat pencernaan masakan yang mereka miliki. Protozoa belum memiliki alat pencernaan makanan, protozoa memperoleh masakan melalui proses perembesan atau pinositosis.
Apabila ada masakan maka protozoa ( amoeba) akan bergerak mendekati masakan tersebut kemudian mengelilingi masakan tersebut memakai kaki semunya dan akan terbentuk vakuola makanan. Di dalam vakuola masakan akan terjadi proses pencernaan makanan. Sari-sari masakan akan diedarkan ke seluruh badan oleh sitoplasma sedangkan sisa masakan yang tidak diserap oleh sel akan dikeluarkan melalui membran plasma.
Protozoa memiliki lisan yang berkhasiat untuk memasukkan masakan kemudian masakan bergerak menuju kerongkongan melalui sitofaring yang berakhir pada vakuola non kontraktil (vakuola makanan), Sedangkan protozoa yang tidak memiliki lisan akan eksklusif menelan masakan atau mangsanya secara utuh melalui permukaan selnya. Sisa sisa masakan yang tidak diserap oleh badan akan dikeluarkan melalui lubang ektoplasma.
Dengan keadaan PH yang seimbang menyebabkan materi masakan menjadi lebih sederhana dan gampang diserap oleh sitoplasma. Apabila vakuola masakan menjadi netral dengan lingkungannya menunjukan proses pencernaan masakan sudah selesai. Sari-sari masakan yang tidak diserap oleh sel badan akan dikeluarkan melalui eksositosis.
Pada paramaecium proses pencernaan masakan berlangsung di dalam vakuola kontraktil. Vakuola kontraktil dijumpai pada protozoa yang hidup di air tawar. Vakuola kontraktil merupakan vakuola yang sanggup membesar maupun mengecil. Selain berfungsi sebagai alat pencernaan dan alat ekskresi vakuola kontartil juga berfungsi sebagai pengatur tekanan osmosis. Sehingga vakuola kontraktil juga disebut sebagai osmoregulator.
Protozoa yang bersifat benalu memperoleh masakan dengan cara menyerap cairan masakan dari badan inangnya melalui permukaan di seluruh tubuhnya. Protozoa juga memangsa organisme lain yang mberukuran lebih kecil dari tubuhnya ibarat bakteri, alga disebut holozoik. Protozoa juga ada yang sanggup menghasilkan masakan sendiri melalui proses fotosintesis ibarat pada tumbuhan hijau sehingga protozoa bersifat haloptik. Jika masakan Protozoa berasal dari sisa tumbuhan dan materi organik lainnya maka protozoa dikatakan bersifat saprofitik.
Demikinlah sekilas perihal sistem pencernaan protozoa, semoga bermanfaat.
Hewan tingkat rendah memperoleh masakan dengan cara yang bervariasi tergantung bagaimana susunan dan kemampuan alat-alat pencernaan masakan yang mereka miliki. Protozoa belum memiliki alat pencernaan makanan, protozoa memperoleh masakan melalui proses perembesan atau pinositosis.
Apabila ada masakan maka protozoa ( amoeba) akan bergerak mendekati masakan tersebut kemudian mengelilingi masakan tersebut memakai kaki semunya dan akan terbentuk vakuola makanan. Di dalam vakuola masakan akan terjadi proses pencernaan makanan. Sari-sari masakan akan diedarkan ke seluruh badan oleh sitoplasma sedangkan sisa masakan yang tidak diserap oleh sel akan dikeluarkan melalui membran plasma.
Protozoa memiliki lisan yang berkhasiat untuk memasukkan masakan kemudian masakan bergerak menuju kerongkongan melalui sitofaring yang berakhir pada vakuola non kontraktil (vakuola makanan), Sedangkan protozoa yang tidak memiliki lisan akan eksklusif menelan masakan atau mangsanya secara utuh melalui permukaan selnya. Sisa sisa masakan yang tidak diserap oleh badan akan dikeluarkan melalui lubang ektoplasma.
Proses pencernaan makanan
pada protozoa berlangsung di dalam vakuola makanan. Pada awalnya lisosom akan mengeluarkan enzim pencernaan ke dalam vakuola kontraktil (vakuola makanan). Enzim pencernaan tersebut menyebabkan vakuola kontraktil menjadi asam sehingga masakan menjadi gampang dicerna. Kemudian terjadi proses pemisahan banyak sekali garam kalsium sehingga menyebabkan suasana lingkungan memiliki PH yang seimbang dengan tujuan semoga enzim pencernaan bekerja maksimal.Dengan keadaan PH yang seimbang menyebabkan materi masakan menjadi lebih sederhana dan gampang diserap oleh sitoplasma. Apabila vakuola masakan menjadi netral dengan lingkungannya menunjukan proses pencernaan masakan sudah selesai. Sari-sari masakan yang tidak diserap oleh sel badan akan dikeluarkan melalui eksositosis.
Pada paramaecium proses pencernaan masakan berlangsung di dalam vakuola kontraktil. Vakuola kontraktil dijumpai pada protozoa yang hidup di air tawar. Vakuola kontraktil merupakan vakuola yang sanggup membesar maupun mengecil. Selain berfungsi sebagai alat pencernaan dan alat ekskresi vakuola kontartil juga berfungsi sebagai pengatur tekanan osmosis. Sehingga vakuola kontraktil juga disebut sebagai osmoregulator.
Protozoa yang bersifat benalu memperoleh masakan dengan cara menyerap cairan masakan dari badan inangnya melalui permukaan di seluruh tubuhnya. Protozoa juga memangsa organisme lain yang mberukuran lebih kecil dari tubuhnya ibarat bakteri, alga disebut holozoik. Protozoa juga ada yang sanggup menghasilkan masakan sendiri melalui proses fotosintesis ibarat pada tumbuhan hijau sehingga protozoa bersifat haloptik. Jika masakan Protozoa berasal dari sisa tumbuhan dan materi organik lainnya maka protozoa dikatakan bersifat saprofitik.
Demikinlah sekilas perihal sistem pencernaan protozoa, semoga bermanfaat.
Posting Komentar untuk "Sistem Pencernaan Makanan Pada Protozoa"