Memahami Arti Dan Efek Pemanasan Global (Global Warming)
Isu pemanasan global (global warming) menjadi perhatian penting semenjak beberapa dekade terakhir, terutama lantaran dampak yang diakibatkan oleh pemanasan global itu secara pribadi menghipnotis eksistensi lingkungan dan kehidupan manusia.
the Sustainable Development Goals (SDGs), serta dipromosikannya banyak sekali bentuk kerjasama dan akad internasional menunjukkan urgensi dari duduk perkara tersebut.
Sebagai gambaran, setiap tahun insan memmembuang gas emisi karbon dioksida (CO2) sebanyak 20 milliar ton ke lapisan atmosfir bumi, sedangkan pepohonan mengeluarkan gas karbon dioksida tak kurang dari 700 milliar ton per tahun (meskipun mengeluarkan gas karbon dioksida, namun pepohonan juga menyerap gas tersebut dan menghasilkan oksigen yang diharapkan sebagai zat hidup).
Selain itu, the World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa polusi udara (air pollution) akhir asap kendaraan bermotor, limbah udara dari pabrik, sudah membunuh tak kurang dari 3.7 juta orang pada 2012. Gambaran diatas menjadi penting untuk diungkapkan, lantaran hal-hal tersebut menjadi potongan yang tak terpisahkan dari informasi pemanasan global (www.who.int).
Adapun proses terjadinya pemanasan global sanggup dijabarkan sebagai diberikut: pada dikala matahari memancarkan cahaya, spesialuntuk sebagian (kurang lebih sepertiga) sinar yang hingga ke permukaan bumi, sedangkan sebagian lain dipantulkan kembali oleh lapisan atmosfir bumi.
Dari pancaran sinar yang hingga ke permukaan bumi tadi, sebagian diserap oleh tanah, samudera, serta menghasilkan suhu (energi gerah) dengan derajat tertentu dipermukaan bumi untuk menunjang kehidupan.
Lebih lanjut, energi gerah tersebut tidak selamanya menetap dipermukaan bumi. Ketika suhu udara di bumi mulai meningkat, energi gerah tadi bergerak kembali menuju atmosfir (ini sesuai dengan aturan fisika: udara mengalir dari daerah yang bertekanan tinggi menuju ke daerah yang bertekanan rendah), karenanya suhu permukaan bumi kembali menjadi sejuk. Demikian siklus tersebut terjadi secara alami.
Yang kemudian menjadi concern yaitu gas rumah beling (greenhouse gas) pada atmosfir bumi sudah dipenuhi oleh zat polutan berbahaya, menyerupai gas karbon dioksida (CO2) dan gas metana (CH4). Karena adanya zat-zat berbahaya tersebut, energi gerah tadi kembali menuju ke bumi dan meningkatkan suhu permukaan bumi. Faktor inilah yang menjadi penyebab terjadinya global warming.
melaluiataubersamaini bahasa sederhana sanggup dikatakan bahwa global warming yaitu peningkatan suhu rata-rata dipermukaan bumi, yang disebabkan oleh tidak sempurnanya proses pemikiran energi gerah di atmosfir bumi. Sebagai catatan, peningkatan suhu permukaan bumi dari 1906-2006 berada dikimasukan 0.6-0.9 derajat celcius (Riebeek, H. Global Warming, earthobservatory.nasa.gov, June 3, 2010).
Sementara studi lain menandakan bahwa pada atmosfir bumi terdapat beberapa lapisan, diantaranya yaitu stratosfir (stratosphere) dan troposfir (troposphere).
Pada troposfir terdapat lapisan ozone (O3) yang berfungsi untuk mengurangi radiasi sinar matahari (ultraviolet) yang menuju ke bumi, sementara di stratosfir (lapisan terbawah atmosfir) banyak terkumpul zat polutan hasil emisi gas membuang dari bumi, menyerupai zat kimia pada pestisida, zat chlorofluorocarbons (CFC) pada lemari es, asap kendaraan bermotor, limbah udara dari industri, dan sebagainya. Sayangnya, lapisan ozone pada troposfir pun sudah mengalami kerusakan akhir zat-zat tersebut (www.airnow.gov. Good Up High Bad Nearby – What is Ozone?, September 2014).
Selanjutnya, salah satu penelitian terkena dampak jangka panjang pemanasan global terhadap beberapa aspek kehidupan menghasilkan beberapa poin penting, diantaranya:
Adapun langkah-langkah yang dimasukankan sebagai cara untuk menanggulangi imbas global warming atau setidaknya mengurangi dampak pemanasan global, antara lain:
ARTIKEL TERKAIT :
Saat Pencemaran Udara Mempengaruhi Kehidupan Manusia
Menakar Kebutuhan Sumberdaya Energi di Masa Depan
Upaya Memelihara Kelestarian Tanah (Land Conservation)
Masalah Ketersediaan Sumber Air Bersih (Fresh-Water Resources) sebagai Penopang Kehidupan
Sebagai gambaran, setiap tahun insan memmembuang gas emisi karbon dioksida (CO2) sebanyak 20 milliar ton ke lapisan atmosfir bumi, sedangkan pepohonan mengeluarkan gas karbon dioksida tak kurang dari 700 milliar ton per tahun (meskipun mengeluarkan gas karbon dioksida, namun pepohonan juga menyerap gas tersebut dan menghasilkan oksigen yang diharapkan sebagai zat hidup).
Selain itu, the World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa polusi udara (air pollution) akhir asap kendaraan bermotor, limbah udara dari pabrik, sudah membunuh tak kurang dari 3.7 juta orang pada 2012. Gambaran diatas menjadi penting untuk diungkapkan, lantaran hal-hal tersebut menjadi potongan yang tak terpisahkan dari informasi pemanasan global (www.who.int).
Adapun proses terjadinya pemanasan global sanggup dijabarkan sebagai diberikut: pada dikala matahari memancarkan cahaya, spesialuntuk sebagian (kurang lebih sepertiga) sinar yang hingga ke permukaan bumi, sedangkan sebagian lain dipantulkan kembali oleh lapisan atmosfir bumi.
Dari pancaran sinar yang hingga ke permukaan bumi tadi, sebagian diserap oleh tanah, samudera, serta menghasilkan suhu (energi gerah) dengan derajat tertentu dipermukaan bumi untuk menunjang kehidupan.
Lebih lanjut, energi gerah tersebut tidak selamanya menetap dipermukaan bumi. Ketika suhu udara di bumi mulai meningkat, energi gerah tadi bergerak kembali menuju atmosfir (ini sesuai dengan aturan fisika: udara mengalir dari daerah yang bertekanan tinggi menuju ke daerah yang bertekanan rendah), karenanya suhu permukaan bumi kembali menjadi sejuk. Demikian siklus tersebut terjadi secara alami.
Yang kemudian menjadi concern yaitu gas rumah beling (greenhouse gas) pada atmosfir bumi sudah dipenuhi oleh zat polutan berbahaya, menyerupai gas karbon dioksida (CO2) dan gas metana (CH4). Karena adanya zat-zat berbahaya tersebut, energi gerah tadi kembali menuju ke bumi dan meningkatkan suhu permukaan bumi. Faktor inilah yang menjadi penyebab terjadinya global warming.
melaluiataubersamaini bahasa sederhana sanggup dikatakan bahwa global warming yaitu peningkatan suhu rata-rata dipermukaan bumi, yang disebabkan oleh tidak sempurnanya proses pemikiran energi gerah di atmosfir bumi. Sebagai catatan, peningkatan suhu permukaan bumi dari 1906-2006 berada dikimasukan 0.6-0.9 derajat celcius (Riebeek, H. Global Warming, earthobservatory.nasa.gov, June 3, 2010).
Sementara studi lain menandakan bahwa pada atmosfir bumi terdapat beberapa lapisan, diantaranya yaitu stratosfir (stratosphere) dan troposfir (troposphere).
Pada troposfir terdapat lapisan ozone (O3) yang berfungsi untuk mengurangi radiasi sinar matahari (ultraviolet) yang menuju ke bumi, sementara di stratosfir (lapisan terbawah atmosfir) banyak terkumpul zat polutan hasil emisi gas membuang dari bumi, menyerupai zat kimia pada pestisida, zat chlorofluorocarbons (CFC) pada lemari es, asap kendaraan bermotor, limbah udara dari industri, dan sebagainya. Sayangnya, lapisan ozone pada troposfir pun sudah mengalami kerusakan akhir zat-zat tersebut (www.airnow.gov. Good Up High Bad Nearby – What is Ozone?, September 2014).
Selanjutnya, salah satu penelitian terkena dampak jangka panjang pemanasan global terhadap beberapa aspek kehidupan menghasilkan beberapa poin penting, diantaranya:
- dari sisi perubahan iklim (climate change). Di pertama abad-20, global warming belum membawa dampak signifikan pada perubahan iklim. Peningkatan suhu mulai terjadi pada pertengahan periode ke-20, dan akan terus menghangat hingga periode ke-21, dengan derajat peningkatan yang konstan.
- dampak pemanasan global terhadap perekonomian tercatat positif di pertama periode ke-20 dengan rata-rata kenaikan sebesar 0.5% terhadap GDP, kemudian berjalan stabil beberapa dekade diberikutnya, dan akhirnya menurun hingga 1.2% dari GDP dikala memasuki periode ke-21.
- dari contoh konsumsi dan ketersediaan sumberdaya air, dampak global warming menunjukkan nilai minus, berupa peningkatan konsumsi air yang mengakibatkan terjadinya inefisiensi. Dimulai semenjak pertama periode ke-20 hingga masa selanjutnya, secara konsisten terjadi inefisiensi pemakaian air sebesar 0.1-0.2% dari produk domestik bruto.
- dampak global warming terhadap kesehatan menunjukkan tren positif hingga 0.4% dari GDP pada pertengahan periode ke-20; akan tetapi menjadi negatif dikala memasuki periode ke-21 dikimasukan 0.3%, terutama di negara-negara miskin dan negara yang secara geografis bersuhu tinggi.
- dampak negatif pemanasan global juga tercermin pada konsumsi sumberdaya energi, yang dari waktu ke waktu mencatatkan penurunan hingga 1.9% terhadap GDP.
- di sektor agrikultur, dampak global warming menghasilkan peningkatan yang cukup signifikan. Secara umum terjadi kenaikan hasil pguan sebesar 0.8% dari produk domestik bruto. Hal ini ditengarai lantaran unsur gas karbon dioksida yang mempercepat masa pguan produk pertanian.
Adapun langkah-langkah yang dimasukankan sebagai cara untuk menanggulangi imbas global warming atau setidaknya mengurangi dampak pemanasan global, antara lain:
- melalui efisiensi memanfaatkan energi, antara lain dengan mengurangi pemakaian kendaraan bermotor, melaksanakan penghematan konsumsi listrik, dan seterusnya.
- dengan memanfaatkan sumber daya yang sanggup diperbarui (renewable resources) dan/atau energi yang ramah lingkungan, menyerupai energi angin, biogas, dan lain-lain.
- dengan melaksanakan gerakan penanaman pepohonan, baik dalam skala kecil (halaman rumah atau kebun), maupun pada ruang yang lebih luas (taman kota, ruang terbuka hijau).
- peremajaan hutan, penanggulangan kerusakan hutan, serta penanganan kebakaran hutan dan lahan.
ARTIKEL TERKAIT :
Saat Pencemaran Udara Mempengaruhi Kehidupan Manusia
Menakar Kebutuhan Sumberdaya Energi di Masa Depan
Upaya Memelihara Kelestarian Tanah (Land Conservation)
Masalah Ketersediaan Sumber Air Bersih (Fresh-Water Resources) sebagai Penopang Kehidupan
Posting Komentar untuk "Memahami Arti Dan Efek Pemanasan Global (Global Warming)"