Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Al-Maidah Ayat 8



A.    Al-Maidah ayat 8
Kemudian imam syafi’i sebut sejumlah ayat wacana mati syahid dan kesaksian.
            Imam syafi’i, pelajaran yang saya petik dalm setiap keterangan ulama yang saya dengar wacana ayat ini yaitu bahwa ayat ini berbicara wacana saksi yang sudah dikenai kewajiban untuk bersaksi, ia wajib membarikan kesaksian atas kedua orang renta dan anaknya, kerabatnya yang erat maupun jauh, dan kepada orang yang ia benci (dekat maupun jauh), ia dilarang menyembunyikan kesaksian dari seorang pun, dilarang berat sebelah, dan dilarang mencegah kesaksian orang lain. Dalam surah al-maidah ayat 12 :
* ôs)s9ur xyzr& ª!$# t,»sWÏB û_Í_t/ Ÿ@ƒÏäÂuŽó Î) $uZ÷Wyèt/ur ÞOßg÷YÏB óÓo_øO$# uŽ|³tã $Y7É)tR ( tA$s%ur ª!$# ÎoTÎ) öNà6yètB ( ÷ûÈõs9 ãNçFôJs%r& no4qn=¢Á9$# ãNçF÷s?#uäur no4qŸ2¨9$# NçGYtB#uäur Í?ßãÎ/ öNèdqßJè?ö¨tãur ãNçGôÊtø%r&ur ©!$# $·Êös% $YZ|¡ym ¨btÏeÿŸ2c{ öNä3Ytã öNä3Ï?$t«Íhy öNà6¨Zn=Åz÷Š_{ur ;M»¨Yy_ ̍øgrB `ÏB $ygÏFøtrB ㍻yg÷RF{$# 4 `yJsù txÿŸ2 y÷èt/ šÏ9ºsŒ öNà6YÏB ôs)sù ¨@|Ê uä!#uqy È@Î6¡¡9$# ÇÊËÈ
dan Sesungguhnya Allah sudah mengambil Perjanjian (dari) Bani Israil dan sudah Kami angkat diantara mereka 12 orang pemimpin dan Allah berfirman: "Sesungguhnya saya beserta engkau, Sesungguhnya kalau engkau mendirikan shalat dan menunaikan zakat serta diberiman kepada rasul-rasul-Ku dan engkau menolong mereka dan engkau pinjamkan kepada Allah sumbangan yang baik[406] Sesungguhnya saya akan menutupi dosa-dosamu. dan Sesungguhnya engkau akan Kumasukkan ke dalam nirwana yang mengalir air didalamnya sungai-sungai. Maka Barangsiapa yang kafir di antaramu setelah itu, Sesungguhnya ia sudah tersesat dari jalan yang lurus”.[1]

[406] Maksudnya Ialah: menafkahkan harta untuk menunaikan kewajiban dengan hati yang ikhlas.
            Surah an-nisa ayat 135 mempunyai redaksi yang serupa dengan ayat diatas, spesialuntuk saja disana ditetapkan :
( كو نوا قوامين لله شهداء بالقسط شهداء الله
Sedangkan ayat di atas berbunyi
كو نوا قوامين لله شهداء بالقسط
            Perbedaan redaksi boleh jadi disebabkan lantaran ayat surah an-nisa diatas dikemukakan dalam konteks ketetapan aturan dalam pengadilan yang disusul dalam pembicaraan wacana kasus seorang muslim yang menuduh seorang Yahudi secara tidak sah, selanjutnya dikemukakan uraian wacana hubungan laki-laki dengan wanita, sehingga nyang ingin digaris bawahi oleh ayat ini yaitu pentingnya keadilan, lalu disusul dengan kesaksian. Karena itu redaksinya menlampaukan kata al-qisth (adil), gres kata syuhada (saksi-saksi). Adapun pada ayat maidah ini, maka ia dikemukakan setelah mengimgatkan perjanjian-perjanjian dengan Allah dan Rasulnya, sehingga orang ingoin digaris bawahi adaalah pentingnya melaksanakan secara tepat seluruh perjanjian itu, dan itulah yang dikandung oleh kata qawwamin lillah. Ada juga yang beropini bahwa ayat surah an-nisa dikemukakan dalam konteks kewajiban berlaku adil terhadap diri, kedua orang renta dan kerabat, sehingga masuk akal kalau kata al-qisth/keadilan yang dilampaukan, sedang ayat al-maidah di atas dikemukakan dalam konteks permusuhan dan kebencian, sehingga perlu lebih lampau diingatkan yaitu keharusan melaksanakan sesuatu demi lantaran Allah, lantaran hal ini akan lebih mendorong meninggalkan permusuhan dan kebencian.
            `diatas ditetapkan adil bahwa adil lebih erat kepada taqwa. Perlu dicatat bahwa keadilan sanggup ialah kata yang menunjuk subtansi aliran islam. kalau ada agama yang menyebabkan kasih sebagai tuntutan tertinggi, islam tidak demikian. Ini, lantaran kasih dalam kehidupan langsung apalagi masyarakat, sanggup berdampak buruk. Bukan kah kalau anda merasa kasihan kepada seorang penjahat, anda tidak akan menghukumnya ? adil yaitu menempatkan segala sesuatu pada tempatnya. Jika seseorang memerlukan kasih maka dengan berlaku adil anda sanggup mencurahkan kasih kepadanya.  Jika seorang melaksanakan pelanggaran dan masuk akal menerima hukuman yang berat, maka saat itu kasih dilarang berperanan lantaran ia sanggup menghambat jatuhnya ketetapan aturan atasnya, saat itu yang dituntut yaitu adil, yakni menjatuhkan eksekusi setimpal atasnya.[2]


[1] Syaikh Ahmad Mustafa al-Farran, Tafsir Imam Syafi’I Surah An-nisa-surah Ibrahim, (Jakarta : alahlia, 2008), h.326.

[2] Shihab, M. Quraish, Tafsir Al-Misbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 33.

Posting Komentar untuk "Al-Maidah Ayat 8"