Sejarah Pendidikan Islam Pada Kala Bani Abbasiyah
Bagaimana pendidikan pada zaman Bani Abbasiyah ? khalifah Bani Abbasiyah merupakan pengganti khalifah Bani Umayyah. Abdullah al-Saffah ibn Muhammad ibn Ali ibn Abdullah ibn al-Abbass .
Khalifah Bani Abbas merupakan pendiri khalifah Bani Abbasiyah. Khalifah Bani Abbasiyah mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Harun Al Rasyid dan putranya yang berjulukan Al-ma’mun.
Masa Bani Abbasiyah merupakan puncak perkembangan ilmu pengetahuan dan anutan Islam. Hal ini disebabkan Harun Al Rasyid memanfaatkan kekayaannya untuk membangun rumah sakit, untuk keperluan sosial, untuk mendirikan forum pendidikan kedokteran, farmasi, ilmu astronomi, matematika, kritik sastra. Ilmu pengetahuan tidak hanya berkembang di Baghdad tetapi juga di Basrah, Jundabir, Kufah dan Harran. Pada masa kekuasaan al-Ma’mun banyak di datangkan penterjemah dari banyak sekali negara untuk menterjemahkan buku-buku yang memakai bahasa Yunani. Al-mu’min juga membangun beberapa sekolah. Karya besar Al-ma’mun yakni membangun Bait al-Hikmah yang dipakai sebagai perpustakaan besar dan perpustakaan umum yang disebut darul ilmi. Bait al-Hikmah juga sebagai sentra penterjemahan buku buku. Bait Al Hikmah juga berfungsi sebagai akademi tinggi yang memilki banyak buku yang tidak sanggup ditemukan ditempat lain. Sehingga banyak orang yang tiba ke Baghdad untuk menimba ilmu.
Pada masa Bani Abbasiyah banyak didirikan institusi pendidikan. Harun Al Rasyid mendirikan Baitul Hikmah sebagai sentra penterjemahan buku-buku abnormal dan sentra pengajian. Al-Mak’mun berhasil mejadikan
Baghdad sebagai kota sentra pengetahuan yang ramai dikunjungi orang dari banyak sekali kota di dunia. Bani Saljuk dan perdana mentri Nizam Al-muluk berhasil mendirikan madrasah Nizamiyyah sebagai institusi pendidikan tinggi di kota Naisabur. Pada masa ini juga banyak ditemui khuttab dan daerah pengajian umum, perpustakaan, maupun kedai-kedai buku d sekitar Baghdad.
Pendidikan pada masa Bani Abbasiyah berbeda dengan pendidikan pada masa Bani Umayyah. Pada masa ini guru menerima honor yang sangat tinggi. Banyak guru yang mencar ilmu ke luar kota untuk menambah pengetahuan meraka. Sebagian besar guru guru pada masa khalifah Bani Abbasiyah menyayangi kesastraan dan ilmu ilmu pengetahuan. Pada masa ini Bahasa Arab dipakai sebagai bahasa ilmu pengetahuan dan bahasa manajemen sehingga bayak orang non muslim yang sedang mencar ilmu di Baghdad menjadi muallaf.
Pendidikan pada masa Bani Abbasiyah berlangsung dikhuttab sebagai daerah mencar ilmu membaca, menulis, mengaji, membaca iqra dan membaca Alquran. Bagi mereka yang sudah cerdik membaca akan diajrkan ilmu pengetahuan lain, menyerupai kimia, matematika, astronomi, sastra dan ilmu falsafah.
Pendidikan pada masa Bani Abbasiyah banyak melahirkan ilmuwan dan temuan baru. Al-Fazari berhasil berbagi ilmu asrologi dan sebagai astronom Islam pertama yang berhasil menyusun astrolobe. Dalam bidang Kedokteran Ibnu Sina berhasil menulis buku al-Qanun fi al-Tiib yang menjadi buku fenomenal. Ibnu sina juga menemukan sistem peredaran darah pada manusia. Dalam bidang Kimia Jabir ibn Hayyan,mengemukakan pendapatnya bahwa logam menyerupai besi, tembaga dan timah dan tembaga sanggup diubah menjadi perak atau emas. Dan masih banyak lag ilmuwan besar beserta temuan hebatnya yang lahir pada masa ini.
Demikianlah sedikit uraian wacana pendidikan islam pada masa Bani Abbasiyah, biar bermanfaat.
Khalifah Bani Abbas merupakan pendiri khalifah Bani Abbasiyah. Khalifah Bani Abbasiyah mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Harun Al Rasyid dan putranya yang berjulukan Al-ma’mun.
Masa Bani Abbasiyah merupakan puncak perkembangan ilmu pengetahuan dan anutan Islam. Hal ini disebabkan Harun Al Rasyid memanfaatkan kekayaannya untuk membangun rumah sakit, untuk keperluan sosial, untuk mendirikan forum pendidikan kedokteran, farmasi, ilmu astronomi, matematika, kritik sastra. Ilmu pengetahuan tidak hanya berkembang di Baghdad tetapi juga di Basrah, Jundabir, Kufah dan Harran. Pada masa kekuasaan al-Ma’mun banyak di datangkan penterjemah dari banyak sekali negara untuk menterjemahkan buku-buku yang memakai bahasa Yunani. Al-mu’min juga membangun beberapa sekolah. Karya besar Al-ma’mun yakni membangun Bait al-Hikmah yang dipakai sebagai perpustakaan besar dan perpustakaan umum yang disebut darul ilmi. Bait al-Hikmah juga sebagai sentra penterjemahan buku buku. Bait Al Hikmah juga berfungsi sebagai akademi tinggi yang memilki banyak buku yang tidak sanggup ditemukan ditempat lain. Sehingga banyak orang yang tiba ke Baghdad untuk menimba ilmu.
Pada masa Bani Abbasiyah banyak didirikan institusi pendidikan. Harun Al Rasyid mendirikan Baitul Hikmah sebagai sentra penterjemahan buku-buku abnormal dan sentra pengajian. Al-Mak’mun berhasil mejadikan
Baghdad sebagai kota sentra pengetahuan yang ramai dikunjungi orang dari banyak sekali kota di dunia. Bani Saljuk dan perdana mentri Nizam Al-muluk berhasil mendirikan madrasah Nizamiyyah sebagai institusi pendidikan tinggi di kota Naisabur. Pada masa ini juga banyak ditemui khuttab dan daerah pengajian umum, perpustakaan, maupun kedai-kedai buku d sekitar Baghdad.
Pendidikan pada masa Bani Abbasiyah berbeda dengan pendidikan pada masa Bani Umayyah. Pada masa ini guru menerima honor yang sangat tinggi. Banyak guru yang mencar ilmu ke luar kota untuk menambah pengetahuan meraka. Sebagian besar guru guru pada masa khalifah Bani Abbasiyah menyayangi kesastraan dan ilmu ilmu pengetahuan. Pada masa ini Bahasa Arab dipakai sebagai bahasa ilmu pengetahuan dan bahasa manajemen sehingga bayak orang non muslim yang sedang mencar ilmu di Baghdad menjadi muallaf.
Pendidikan pada masa Bani Abbasiyah berlangsung dikhuttab sebagai daerah mencar ilmu membaca, menulis, mengaji, membaca iqra dan membaca Alquran. Bagi mereka yang sudah cerdik membaca akan diajrkan ilmu pengetahuan lain, menyerupai kimia, matematika, astronomi, sastra dan ilmu falsafah.
Pendidikan pada masa Bani Abbasiyah banyak melahirkan ilmuwan dan temuan baru. Al-Fazari berhasil berbagi ilmu asrologi dan sebagai astronom Islam pertama yang berhasil menyusun astrolobe. Dalam bidang Kedokteran Ibnu Sina berhasil menulis buku al-Qanun fi al-Tiib yang menjadi buku fenomenal. Ibnu sina juga menemukan sistem peredaran darah pada manusia. Dalam bidang Kimia Jabir ibn Hayyan,mengemukakan pendapatnya bahwa logam menyerupai besi, tembaga dan timah dan tembaga sanggup diubah menjadi perak atau emas. Dan masih banyak lag ilmuwan besar beserta temuan hebatnya yang lahir pada masa ini.
Demikianlah sedikit uraian wacana pendidikan islam pada masa Bani Abbasiyah, biar bermanfaat.
Posting Komentar untuk "Sejarah Pendidikan Islam Pada Kala Bani Abbasiyah"